”Tujuan lainnya adalah tercapainya kepastian hukum jual beli ternak, adanya pengawasan terhadap perdagangan ternak dan pencegahan terhadap penularan penyakit hewan. Ke depan, kita tidak usah konsumsi daging sapi dan susu impor tapi kembangkan bibitnya di sini,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Ir. H. A Tisna Umaran menuturkan, sejak 27 februari sudah dilakukan transaksi terjual domba 357 ekor, sapi 41 ekor, kambing 3 ekor dan kerbau 3 ekor. Dalam rangka Upsus Siwab tahun ini, pihaknya mentargetkan 24.500 ekor sapi melalui inseminasi buatan dengan melakukan penyuntikan hormon pada ternak di 5 wilayah kecamatan.
”Lokasi wilayah kerja untuk penyuntikan hormon yaitu 161 ekor di lokasi wilayah kerja Kecamatan majalaya, 155 ekor di Pangalengan, 83 ekor di Kertasari, 48 ekor di Katapang dan 130 ekor di wialyah kerja Kecamatan Pasirjambu,” tuturnya.
Dia berharap launching tersebut dapat memberikan bantuan hormon untuk Siwab diberikan oleh beberapa pihak seperti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dengan 100 hormon. Balai Penyidikan dan Pengujian Verteriner Subang 100 hormon dan dari Kab.Bandung sebanyak 80 hormon. Dia memastikan akan ada penambahan untuk 800 ekor populasi hewan ternak.
”Sedangkan bantuan kendaraan puskesmas hewan diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Selain itu polis asuransi juga diberikan bagi 180 orang peternak. Selanjutnya dari pihak bank bjb menyediakan 400 unit KUR (Kredit Usaha Rakyat), yang masing-masing senilai Rp 25 juta/unit,” katanya.
Menyikapi fasilitas, dia menyebutkan secara umum sudah cukup lengkap, di pasar tersebut juga sudah ada tempat timbang ternak, tempat pelayanan IB dan kesehatan hewan. Selain itu ada tempat penurunan dan penaikan ternak, gazebo, tambatan, mushola, toilet, bursa ternak, pos retribusi, kantor, tempat parkir roda 2 dan truk/pick up, dilengkapi juga dengan tempat pengolahan sampah, kantin dan juga dilengkapi dengan surat keterangan transaksi di pasar ternak dan keterangan bahwa ternak yang dijual sehat. (yul/ign)