Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat Deni Herdiana mengatakan, kerawanan bencana yang ada di Jawa Barat dipicu tujuh gunung api dan 40 daerah aliran sungai (DAS). Itu dari faktor alam, selebihnya, masalah muncul karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungana.
”Bencana bisa datang kapan saja dan di mana pun. Kita harus tetap waspada dan menjaga lingkungan,” kata Deni, baru-baru ini.
Deni memerinci, ke-18 daerah rawan bencana tersebut antara lain: Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Kuningan, Sumedang, Majalengka, Ciamis, Karawang, Ciamis, Indramayu, Bandung Barat dan Bekasi. Kemudian wilayah kota, di antaranya Kota Tasikmalaya, Cirebon, Cimahi, Sukabumi, dan Bogor.
”Dari 18 daerah tersebut. Kabupaten Cianjur masuk daerah yang paling rawan dan disusul Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi,” jelas Deni.
Lebih lanjut Deni, memaparkan, diharapkan masyarakat tidak perlu ragu berkoordinasi dengan BPBD Jabar. Dia juga mengklaim siap memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai penanggulangan kebencanaan.
”Kami juga sudah membentuk Desa Tangguh Bencana. Harapannya, masyarakat nantinya bisa meningkatkan kesiagaan dalam penangulangan bencana,” jelasnya.
Deni mengaku, BPBD Jabar juga sudah mengirimkan surat peringatan kepada pemerintah kota/kabupaten yang daerahnya rawan terjadi bencana banjir dan longsor. Ini dilakukan agar masyarakat a lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap daerah yang rawan terjadi bencana.
”Masyarakat bisa mencegahnya bencana dengan cara tidak membuang sampah ke sungai dan menanam pepohan di sekitar aliran sungai dan lahan kering supaya tidak terjadi banjir dan longsor,” pungkasnya. (adv/dn/rie)