Janji Pangkas Hambatan Dunia Bisnis

Jokowi menuturkan, Samudra Hindia punya lebih dari 2,7 miliar penduduk yang tinggal di negara yang berbatasan langsung. Hal itu menjadikan Samudra Hindia sebagai wilayah yang menyimpan potensi strategis untuk pengembangan bisnis global. Jokowi merinci, setengah dari perjalanan kontainer melalui Samudra Hindia. Yang kedua, dua pertiga pengapalan tanker energi lewat Samudra Hindia.

”Yang ketiga, 2,7 miliar orang itu tinggal di kawasan IORA. Oleh sebab itu, Samudera Hindia adalah samudra masa depan. Masa depan ekonomi dunia ada di kawasan ini,” terangnya.

Oleh karenanya, pertemuan bisnis antara negara IORA  tersebut dinilai memiliki peran dan arti yang besar. Kesempatan ini sekaligus sebagai momentum untuk memperkuat kemitraan antara negara-negara anggota IORA dalam mewujudkan kemakmuran di wilayah Samudra Hindia.

”Indonesia ingin memperkuat poros maritim untuk dihubungkan dengan IORA. Sekali lagi, kami membutuhkan kemampuan bisnis Bapak/Ibu sekalian untuk menciptakan solusi atas berbagai peluang yang tadi saya sampaikan,” tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid mengapresiasi langkah pemerintah yang menjadi tuan rumah KTT IORA. Meutya menilai KTT itu memiliki dua isu penting, untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

”Dua isu penting itu adalah isu keamanan maritim dan isu perebutan wilayah,” kata Meutya saat dihubungi, kemarin.

Di isu keamanan, pemerintah diharapkan bisa menjadi pemrakarsa kerjasama antar negara di kawasan Samudra Hindia.

Kasus-kasus penculikan di kawasan ini harus segera diatasi, karena ini adalah wilayah yang penting untuk arus lalu lintas perdagangan. ”Sebanyak 70 persen perdagangan dunia melewati Samudra Hindia,” kata Meutya.

Sementara isu perebutan wilayah yang masih mengemuka saat ini adalah kasus laut China selatan. Hal ini jika dibiarkan terus menerus bisa menimbulkan ketegangan di kawasan sekitar.

Pada kesempatan yang sama, Menlu Retno LP Marsudi melakukan setidaknya melakukan enam pertemuan bilateral sekaligus. Yakni dengan UNi Emirat Arab, Singapura, Uni Comoros, Kenya, Republik Mauritius, dan Myanmar. Dalam pertemuan yang terbilang singkat itu, Retno mengatakan bahwa banyak hal yang perlu dibahas untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara tersebut.

Tinggalkan Balasan