bandungekspres.co.id, CIMAHI– Untuk Ujian Nasional (Unas) Sekolah Menengah Pertama (UN SMP) Pemerintah pusat menganjurkan dilakukan berbasis komputer.
Hal itu dilakukan untuk efisiensi dan efektifitas serta mempersempit kecurangan dalam pelaksanaan ujian. Di Kota Cimahi, sebanyak 47 sekolah tingkat pertama siap melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017.
Menurut Kepala seksi Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (Kasi Kurikulum SMP) Dinas Pendidikan Kota Cimahi Tohari Diana, dari jumlah tersebut 14 sekolah diantaranya akan melaksanakan UNBK secara mandiri dan 33 sekolah secara gabungan.
Ia menyebutkan dari seluruh SMP di Kota Cimahi hanya 7 sekolah yang masih ujian mengikuti metode lama atau masih UNPK (Ujian Nasional Kertas Pinsil).
“Dari seluruh sekolah yang ada 7 MTs masih melakukan ujian seperti metode tahun lalu. Mereka beralasan belum siap untuk melakukannya,” sebutnya, saat ditemui diruang kerjanya, Senin (6/3).
Ia menjelaskan, yang dimaksud dengan UNBK secara mandiri adalah dimana sekolah tersebut sudah siap melaksanakan UNBK dengan sarana dan prasarana yang sudah memenuhi syarat. Sedangkan secara gabungan adalah dimana sekolah menyelenggarakan UNBK dengan ikut bergabung kesekolah lain yang difasilitasi atau menggunakan fasilitas pinjaman dari SMA dan SMK yang ada di Kota Cimahi.
Dia mengatakan,pelaksanaan ujian, akan dilakukan pada 2,3,4 dan 8 Mei 2017. Ujian juga akan dilakukan secara 3 shift pada pukul 7, 10 dan pukul 13. Dengan teknis pengawasan 1 berbanding 20 yang artinya setiap 1 guru akan mengawasi 20 siswa peserta ujian dan pelaksanaan ujian juga bisa dilakukan di satu tempat yang bisa menampung 100 siswa yang berarti dengan 5 guru pengawas.
“Untuk pengawasan akan dilakukan seperti biasa dengan sitem pengawasan yang silang yang artinya guru pengawas dari guru sekolah lain. Namun untuk guru mata pelajaran tidak akan diberikan tugas mengawasi pelajaran yang biasa ia ajarkan dan sedang diujikan,” katanya.
Dalam persiapannya, pihak Disdik Kota Cimahi sudah melakukan 2 kali simulasi dibeberapa sekolah. Simulasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan alat serta untuk mengetahui sejauh mana anak bisa dalam penggunaan alat tersebut. Namun ia mengaku belum seluruh SMP di Kota Cimahi melakukannya.