Di bagian lain, tiga ruas tol Cipali – Bandara Kertajati Majalengka, Cipali – Pelabuhan Patimban Subang, dan tol menuju kawasan Geopark rencanannya akan segera diusulkan ke pemerintah pusat sebagai program perencanaan strategis.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mengatakan ketiga ruas tol ini sangat mendukung infrastruktur strategis Jawa Barat yang saat ini sedang dalam pembangunan. Sehingga dengan adanya ruas tol baru ini diharapkan ke depan akses menjadi mudah.
”Ini rencana ke depan. Mudah-mudahan rencana ini dikelola dengan baik dan usulannya diterima oleh pemerintah pusat,” jelas Heryawan kemarin (5/2).
Heryawan menuturkan, rencana pembangunan tiga ruas tol ini menambah proyek ruas tol di Jawa Barat. Sehingga total ada 17 ruas tol yang ada di Jabar.
Pria yang akrab disap Aher tersebut mengatakan, untuk Panjang tiga ruas tol ini mencapai 77 km, dengan rincian tol Cipali – Patimban sepanjang 20 km, Cipali – Bandara Kertajati 7 km, dan Tol Jagoratu 50 km.
”Jagoratu itu akan menghemat banget waktu tempuh. Jadi, mengapa penting untuk kita dorong ya dalam rangka menyambut Ciletuh. Apalagi kalau orang Palabuhan Ratu inginnya segera (dibangun),” ujar Aher.
Selain itu, BIUTR merupakan proyek Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di Jawa Barat. Pemprov Jawa Barat pun mendukung secara penuh proyek nasional ini.
Menurutnya, Proyek hasil kerjasama dengan JICA Jepang ini akan dimulai kontraknya pada Juni 2017 nanti. Salah satunya yaitu untuk ruas jalan tol dari Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menuju Soekarno-Hatta Bandung. Namun, proyek ini terkendala pembebasan lahan.
”Lahan yang fokus kita bebaskan itu dari Padaleunyi (GBLA) ke Soekarno-Hatta. Sebagian sudah dibebaskan,” tutur Aher.
Pemprov Jawa Barat telah menggelontorkan anggaran hingga Rp 350 miliar untuk proyek tol ini. Rp 50 miliar merupakan bantuan keuangan Pemprov Jawa Barat kepada Pemkot Bandung dan Rp 300 miliar adalah belanja Pemprov Jawa Barat untuk pembebasan lahan tersebut. Sedangkan untuk progresnya saat ini, Lahan belum dibebaskan dalam proyek ini yaitu dari GBLA menuju Seokarno-Hatta sepanjang 3 km.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membebaskan lahan ini mencapai Rp 900 miliar karena harga tanah mencapai Rp 3 juta/meter. ”Nah, Rp 900 miliar itu masih belum disepakati dari mana uangnya. Kalau Provinsi kita nyatakan berat karena uang itu cukup besar. Sebab, beban anggaran juga terbagi untuk kesehatan, pendidikan, dan lain-lain,” pungkas Aher. (yan/rie)