bandungekspres.co.id, JAKARTA – Memberikan kebebasan kepada siswa SMA untuk memilih mata pelajaran (mapel) ujian nasional (unas) berpotensi memunculkan masalah. Yakni, siswa akan terkonsentrasi pada mapel yang dipilih saja.
Namun, kekhawatiran itu dibantah Mendikbud Muhadjir Effendy. Menurut dia, tidak benar bahwa dengan sistem baru tersebut, siswa akan pilih-pilih dalam belajar di sekolah. ”Semua mata pelajaran kan diujikan di USBN (ujian sekolah berstandar nasional, Red),” katanya kemarin. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi siswa hanya belajar mapel yang dipilih untuk unas.
Seperti diketahui, Kemendikbud menerapkan regulasi baru dalam Unas 2017. Di antaranya adalah mengepras jumlah mapel ujian dari enam menjadi empat. Tiga di antaranya adalah mapel wajib: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika. Lalu, satu mapel sisanya pilihan dari tiga mapel sesuai jurusan.
Siswa jurusan IPA bisa memilih mapel biologi, kimia, atau fisika untuk diujikan unas. Lalu, siswa jurusan IPS boleh memilih mapel geografi, sosiologi, atau ekonomi. Sedangkan siswa jurusan bahasa dapat memilih mapel sastra Indonesia, antropologi, atau bahasa asing.
Muhadjir justru mengatakan, kebijakan memberikan pilihan tersebut dapat memberikan dampak positif kepada siswa. Yakni, anak bisa lebih fokus dalam belajar menjelang unas. Selain itu, kebijakan tersebut bisa mengarahkan anak pada peminatan tertentu.
Dia mengatakan, kebijakan baru itu sudah disosialisasikan kepada jajaran dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota. Saat ini tinggal dinas-dinas yang meneruskannya ke tingkat sekolah di wilayah masing-masing. Muhadjir menjelaskan, masih cukup waktu untuk sosialisasi aturan anyar penyelenggaraan unas kepada para siswa tingkat akhir.
Wakil Ketua Komisi X DPR (bidang pendidikan) Ferdiansyah berharap Kemendikbud tidak grusa-grusu dalam membuat kebijakan unas. Termasuk dalam pengeprasan jumlah mata pelajaran, dia berharap sudah ada kajian secara mendalam.
Sayang, Ferdiansyah sama sekali tidak tahu apakah Kemendikbud menjalankan kajian mendalam sampai akhirnya keluar kebijakan pengeprasan itu. Termasuk kebijakan memberikan kebebasan siswa untuk memilih mapel unas.
Dalam pertemuan terakhir bersama Muhadjir, Ferdiansyah mengatakan, tidak disinggung alternatif ketika rencana moraÂtorium Unas 2017 ditolak Presiden Joko Widodo. Sepanjang pertemuan itu, menurut Ferdi, Muhadjir memaparkan alasan-alasan pentingnya moratorium unas.