Tarik Perhatian Pengunjung CFD lewat Paduan Musik dan Gerak Tari

Stigma anak jalanan di masyarakat boleh jadi buruk. Namun, mereka tetap harus dihargai jika memiliki karya dan berlaku baik.

GUGUN GUNAWAN, Coblong

PENAMPILAN musik menarik yang disuguhkan beberapa anak-anak jalanan Kota Bandung berhasil menyita perhatian pengunjung car free day (CFD) Dago pada Minggu (11/12). Mereka tergabung dalam komunitas Anak Jalanan Indonesia (AJI) kerap ’manggung’ di CFD dan mendapat perhatian pengunjung.

Musik yang dimainkan AJI pagi itu terdiri dari lagu-lagu popular. Salah satunya, lagu All of Me (Jhon Legend). Berpusat pada permainan biola, iringan dari suara gitar dan perkusi di sampingnya berhasil membuat alunan musik yang mereka ciptakan menjadi semakin harmonis.

Selain menampilkan sajian musik, pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan anak-anak jalanan lainnya yang menari tepat di depan pemain musik. Mereka sangat kompak menggerakkan tubuh kecilnya itu mengikuti iringan musik yang sedang dimainkan.

Pemain biola sekaligus sentral permainan AJI bernama Mustakim mengaku bahwa dirinya ingin menciptakan suatu hal yang baik di jalanan. ”Kerjaan saya ke jalan ini ingin berkreasi, bukan hidup sembarangan tidak ada tujuan,” ucap Mustakim saat ditemui Bandung Ekspres.

Tidak hanya bermain di jalan, Mustakim beserta kawan-kawannya juga sering diundang untuk main di cafe serta event-event tertentu. ”(Saat mengundang AJI) Mereka mungkin melihat kami berbeda. Dari pakaian kami saja sudah dapat menceritakan kehidupan kami,” lanjut pemuda 20 tahun ini.

Performa di CFD Minggu pagi itu mereka sebut dengan nama beladistro (belajar di sisi trotoar). Hal tersebut program rutin dari komunitas AJI Kota Bandung. Karena selain belajar bermusik, anak-anak jalanan ini juga diajarkan berbagai pedidikan oleh komunitas yang terdiri dari 700 ’kartu keluarga’ yang terdaftar itu sendiri.

Salah satu pembina AJI, Priston Sagala menginginkan anak-anak jalanan ini tumbuh berkembang seperti anak-anak pada umumnya. Karena dengan begitu mereka mempunyai peluang yang sama dengan anak-anak yang lain.

Priston sendiri mengaku merasa simpati terhadap realitas yang terjadi kepada anak-anak jalanan ini. ”Anak-anak seharusnya mendapatkan hak-haknya. Hak dilindungi, pendidikan, kesehatan, hukum, dan hak sebagai warga negara. Fenomena anak jalanan ini belum ada solusi dan kepastian. Kita mencoba respek terhadap kondisi ini,” ucap Bapak yang mempunyai satu orang anak ini. (*/fik)

Tinggalkan Balasan