”Ancaman bahaya merokok tidak hanya dialami oleh kaum pria yang lebih banyak merokok, tapi juga kaum perempuan yang kini jumlah perokoknya cukup banyak,” ucap Rien.
Rien menjelaskan, bahaya rokok bagi perempuan akan mengalami keguguran saat hamil, kemandulan, kematian bayi karena terekspose terus dengan rokok. Jikapun anaknya lahir bayi juga tidak lahir dalam keadaan sehat.
”Jadi kalau perempuan hamil perokok, sama saja menyiksa bayi yang ada dalam kandungan. Dengan merokok kita menciptakan generasi penerus yang tidak sehat,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Oswin memaparkan, cara kerja nikotin pada rokok bila dihirup 7-8 detik, bisa menyerap di otak. Kemudian, akan melumpuhkan fungsi otak secara lambat laun. Ancaman merokok tidak hanya ada bagi perokok aktif tapi juga perokok pasif yakni orang yang terpapar asap rokok dari perokok aktif.
”Ancaman bagi perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif, karena ia menghisap langsung (tidak dibuang) asap rokok dari orang yang merokok,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta Didit Sapta Nugraha mengaku, dirinya pernah menjadi perokok aktif sejak berusia 14 tahun. Di mana saat itu da masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Namun, setelah duduk di kelas 1 SMA, da baru mengetahui dampak bahaya dari rokok dan langsung berhenti merokok saat itu juga.
”Awalnya saya diajak teman-teman, katanya kalau tidak merokok tidak keren. Sejak saat itu coba-coba, akhirnya ketagihan. Tapi setelah tahu rasanya dan bahayanya, lama-lama takut juga hingga akhirnya saya berhenti sampai sekarang,” pungkasnya. (adv/dn/fik)