Studio Batu Jogja, Rumah Produksi yang Lahirkan Film-Film Festival

Memproduksi film kini tak harus dilakukan perusahaan besar. Rumah-rumah produksi kecil saja mampu membikin film kelas internasional. Salah satunya Studio Batu Jogjakarta yang film pendeknya memenangi salah satu kategori di rangkaian Festival Film Cannes, Prancis.

GLORIA SETYVANI, Jogjakarta

TIDAK ada yang spesial di ruangan di lantai 2 rumah toko (ruko) di Kampung Sosrowijayan, Jogja. Ruangan itu juga tidak begitu besar. Apalagi disesaki perabot macam-macam. Ada meja rapat di tengah. Di atasnya berserakan kertas-kertas catatan bersandingan dengan beberapa botol soft drink.

Juga ada seperangkat meja kursi, lemari, dan kasur yang dibiarkan tergeletak di lantai dengan seprai berantakan. Di salah satu dinding putihnya tertempel kertas pengumuman atau catatan-catatan penting yang menunjukkan aktivitas penghuninya.

Pemandangan di ruangan itu memang terkesan seperti kamar kos-kosan mahasiswa. Hanya lebih besar saja. Tapi, siapa sangka bila ruangan tersebut adalah kantor para sineas muda. Bahkan, dari ruang itu telah lahir beberapa film yang menang di festival tingkat nasional maupun internasional Bagi orang-orang yang bersinggungan dengan dunia perfilman, alamat kantor itu sudah tidak begitu asing. Ya, itu alamat Studio Batu, rumah produksi yang telah melahirkan film pendek Prenjak, The Year of Monkey. Film itu mencatat sejarah sebagai film pendek terbaik dalam Semaine de la Critique 2016, Festival de Cannes. Prenjak juga dinobatkan sebagai film pendek terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2016.

Selain Prenjak, Studio Batu pernah memproduksi film Lembusura yang berhasil masuk kompetisi Berlinale Shorts dalam Berlin International Film Festival (Berlinale) 2015 Ke-65.

Memang, yang belum pernah mampir ke Studio Batu sangat mungkin akan terkecoh dengan alamat mereka. Jawa Pos (Jabar Ekspres Group) beberapa kali harus mondar-mandir di sepanjang Jalan Sosrwojiyan untuk mencari bangunan bernomor 36. Apalagi, alamat itu berada di antara banyak hotel dan minibar yang berjejer di jalan belakang Malioboro tersebut.

”Cari Studio Batu ya? Itu, di atas. Lewat samping saja,” kata seorang pramuniaga yang menjaga minimarket di bawah kantor Studio Batu.

Ragu, Jawa Pos tetap mengikuti arahan si penjaga minimarket. Setelah melewati rumah tua dengan lampu teras yang remang, lalu naik tangga menuju lantai 2, barulah sampai di alamat yang dimaksud.

Tinggalkan Balasan