Gas Langka, Warga Beralih ke Tungku

Dila mengatakan selayaknya pemerintah bisa mengintervensi rantai penjualan elpiji tabung 3 kg sehingga tidak terjadi penimbunan dan permainan harga. Sebab, katanya, kelangkaan separah ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Warga Kampung Ciganitri lainnya, Nengsih 56 menuturkan, terpaksa kembali mencari kayu bakar ke kebun untuk keperluan bahan bakar memasak. Dengan demikian, jika elpiji habis dan tidak dapat dibeli di mana pun, dia masih bisa memasak.

“Untuk masak air minum dan air untuk memasak, juga memasak nasi, saya pakai kayu bakar lagi. Soalnya kalau pakai gas semuanya akan cepat habis, bisa 2 atau 3 hari habis. Paling pakai gas untuk memasak teman nasi,” tuturnya.

Nengsih mengungkapkan, tabung elpiji kosong biasa diinapkan sampai berhari-hari di warung dan agen untuk langsung ditukar dengan yang baru saat pesanan elpiji datang. Jika sudah darurat, dia biasa mencari elpiji sampai Kota Bandung. Harganya pun berkisar antara Rp 25 ribu sampai Rp 27 ribu per tabung.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Kabupaten Bandung, Ayi Koswara menjelaskan, kelangkaan elpiji tabung 3 kg ini disebabkan jomplangnya angka kebutuhan elpiji 3 kg di Kabupaten Bandung yang mencapai sekitar 100 juta tabung per tahun, dengan kuota yang hanya terpenuhi sebesar 30 juta tabung per tahun.

“Pekan lalu, kami sudah mengatasi kelangkaan ini dengan operasi pasar penyediaan elpiji tabung 3 kg di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Memang sampai saat ini masih ada saja kecamatan yang masih mengalami kelangkaan elpiji 3 kg,” katanya.

Dalam waktu dekat setelah ditandatangani Bupati Bandung Dadang M Naser, katanya, surat edaran mengenai distribusi elpiji tabung 3 kg segera diberikan kepada agen dan pedagang elpiji 3 kg, para PNS, rumah makan, dan pengusaha pengguna elpiji. Isinya, hanya memperbolehkan penjualan elpiji tabung 3 kg kepada masyarakat kirang mampu.

Seharusnya, katanya, distribusi elpiji 3 kg dilakukan secara tertutup. Idealnya, hanya pemilik Surat Keterangan Tidak Mampu yang dapat membeli tabung 3 kg, sedangkan warga lainnya membeli tabung 5,5 kg dan 12 kg.

”Warga mampu akan didorong untuk beralih ke elpiji tabung 5,5 kg. Juga untuk para pedagang dan pengusaha dengan tabungan lebih dari Rp 1,5 juta. Soalnya gas bersubsidi hanya untuk warga kurang mampu,” pungkasnya. (yul/ign)

Tinggalkan Balasan