Eunike Nugroho, Pelukis Botani yang Karyanya Mulai Diakui Dunia

Dari pekerjaan-pekerjaan berbayaran rendah itu, Keke mulai mantap untuk menapaki karir sebagai freelancer. Klien demi klien berdatangan. Mulai penerbit kecil hingga penerbit besar seperti Penguin Random House dan Harlequin yang memintanya untuk menggambar cover buku mereka. Dia juga mengerjakan cukup banyak order untuk produk dari berbagai negara. Yang paling berkesan adalah pengalaman menerima order dari perusahaan wine asal Spanyol, Vinos del Paseante.

”Saya bikin gambar untuk label anggur mereka. Saya bikin beberapa. Jadi serial. Itu jadi awal pengalaman yang tak terlupakan,” ucap Keke.

Order lain yang cukup berkesan adalah pembuatan sampul depan dan belakang buku The Genius of Birds karya Jennifer Ackerman. Karena buku tersebut diterjemahkan ke beberapa bahasa dan diterbitkan di beberapa negara, Keke jadi ikut menikmati royaltinya. Dia mengaku agak terkejut dengan sistem royalti tersebut. Biasanya, klien membeli putus karyanya. ”Kalau ini, ngelukisnya sekali, dapat royalti berkali-kali. Hahaha,” ucapnya.

Setelah kembali dari Inggris dan menetap di Jogjakarta pada 2014, Keke tergugah untuk mendokumentasikan ragam flora asli Indonesia. Dia sadar bahwa Indonesia punya ragam flora dan fauna yang sangat banyak. Biodiversity-nya paling kaya, tetapi belum tercatat dengan baik. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di Inggris.

”Di sana, tanaman liar saja diperhatikan. Orang-orang jadi tahu tanaman apa itu. Sementara di sini, orang banyak yang tidak tahu,” ungkapnya. (*/c11/ari/rie)

Tinggalkan Balasan