Gardu Pakir Pasar Ciwidey Ditutup

bandungekspres.co.id, SOREANG – Sebuah gardu parkir di Pasar Ciwidey, Kampung Cibeureum, Kabupaten Bandung di segel aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung, kemarin (11/11). Penutupan gardu parkir tersebut diduga karena pengelolaanya dilakukan tanpa izin dari Pemerintah Kabupaten Bandung.

Selain itu, penyegelan gardu parkir tersebut seiring Pasar Ciwidey statusnya sudah menjadi milik Pemerintah Kabupaten Bandung. “Dengan begitu pemerintah daerahlah yang berhak mengelola pasar dan fasilitas pendukung lainnya. Sudah bertahun-tahun pihak pengembang pasar menerapkan retribusi parkir maupun sewa kios tanpa ada pemasukan kepada kas daerah Kabupaten Bandung,” ujar Kepala Satpol Pamong Praja Kabupaten Bandung, Usman Sayogi pada wartawan, kemarin.

Lanjut dia, penyegelan tersebut sesuai dengan Peraturan daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Parkir. Sebutnya, jika pihak swasta yang akan mengelola tempat parkir tersebut harus mendapatkan izin penyelenggaraan parkir dari Pemkab Bandung.

Sebelumnya, Bupati Bandung, Dadang M Naser, terjun langsung melakukan perbaikan jalan dan renovasi pasar. Ia menyebutkan perbaikan jalan setelah adanya aspirasi dari warga pasar yang memintanya agar cepat memperbaiki dan merenovasi pasar tersebut. Apalagi, Pemerintah Kabupaten Bandung telah memenangkan gugatan pengelolaan pasar tersebut dari pengembang di Mahkamah Agung, walau tanpa perintah eksekusi.

“Akhirnya kami turun tangan untuk mengelola pasar ini. Karena, dengan kesigapan paguyuban warga pasar Cibeureum Ciwidey, semua kios di sini sudah dibeli warga dari pengembang, mereka pun sudah menyampaikan kepemilikan mereka ini untuk dikelola pemerintah,” kata Dadang saat ditemui Bandung Ekspres di Pasar Cibeureum Ciwidey, belum lama ini.

Dadang pun mengungkapkan, perbaikan ini berkaitan dengan kebutuhan para pedagang, yaitu perbaikan jalan, saluran drainase, tempat pengelolaan sampah, dan penataan kios serta tempat parkir. Penataan pun dilakukan terhadap terminal pasar. Hal ini terlebih dahulu diawali dengan betonisasi jalan pasar.

“Kami ingin pasar ini menjadi percontohan. Dengan pengelolaan sampah secara terpadu pakai biogester, tinggal lahan diperluas. Terminal juga sudah jadi bagian fasilitas sosial dan fasilitas umum pedagang pasar. Di pasar ini yang dulunya cuma 500 kios, kini jadi 1.400 kios,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan