OMD Tanamkan Urgensi Budaya

bandungekspres.co.id, JAKARTA – OMD Indonesia sebagai salah satu jaringan agensi media terbesar di dunia, adalah organisasi yang mengutamakan budaya sebagai elemen utama.

Salah satu landasannya adalah perkataan dari Mahatma Gandhi bahwa budaya suatu bangsa berada di hati dan di jiwa rakyatnya. Sebuah bangsa berhasil karena persatuan rakyatnya. Persatuan ini berasal dari rasa memiliki, identitas, dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu factor terbesar – dan terpenting di antara semuanya, bersandar pada budaya.

Beberapa perusahaan terbesar di dunia berkembang dan menjadi yang terdepan karena memiliki budaya yang kuat. Perusahaan-perusahaan tersebut bahkan memiliki laman khusus yang didedikasikan untuk menunjukkan ‘budaya’ mereka di dalam situs korporatnya masing-masing. Setidaknya, hal ini dibuktikan oleh Google, GE, Morgan Stanley, dan masih banyak lagi.

Sering kali, agensi mengabaikan pentingnya budaya karena terus bergegas dari satu deadline ke deadline lainnya. Padahal, posisi agensi yang bergerak di bidang jasa amat membutuhkan persatuan budaya yang kuat.

OMD percaya bahwa organisasi bertergantung pada orang-orang di dalamnya dan industri terus bergerak dalam tantangan baru. Karenanya, OMD telah menanamkan budaya ‘fearless”’ di antara para karyawannya.

Menurut OMD, fearless adalah sebuah sikap untuk terus menerus menantang norma, menggebrak pemikiran konvensional, dan merangkul kreativitas serta memberdayakan orang-orang di dalamnya untuk terus menunjukkan yang terbaik dengan percaya diri.

Budaya keberanian ini mendorong orang-orang untuk lebih bangga dengan  perubahan yang dihasilkan setiap harinya melalui keahlian mereka.

Bagaimana OMD mampu melakukan hal ini? Langkah yang diambil untuk menanamkan budaya dalam pikiran individu bervariasi, namun tetap dibuat sederhana agar mudah diterima dan dipahami oleh semua pihak. Satu di antara banyak hal yang OMD lakukan adalah ‘fearless’ session, sesi unjuk keberanian yang diadakan setiap bulan.

Menjadi berani berarti menjadi terbuka, tak terbatas pada titel yang dimiliki, karyawan terus menantang satu sama lain, bahkan ‘menantang’ klien. Ini bukan untuk mempersulit masing-masing pihak; melainkan untuk terus meningkatkan standar dan bekerja menuju tujuan bersama, yaitu kesuksesan.

Tinggalkan Balasan