”Mudah-mudahan, dengan begini, Tubaba menjadi kota yang lebih berbudaya. Mudah-mudahan juga tidak berhenti sampai di sini,” harap Hanafi yang mengaku ke Tubaba diajak temannya, arsitek Andra Matin. Andra adalah arsitek yang merancang masjid dengan 99 cahaya di Islamic Center Tubaba.
Menurut Hanafi, perpaduan seni, budaya, dan arsitektur di Tubaba mampu memacu tumbuh kembang Tubaba menjadi kota yang kental dengan seni dan budaya. ”Ini hanya pemicu, saya tidak mengetahui bagaimana setelah ini,” paparnya.
Apakah Tubaba akan menjadi kota seni dan budaya yang baru? Bisa saja terjadi. ”Saya hanya memberikan yang saya miliki. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan,” jelasnya.
Yang pasti, tutur Hanafi, saat ini dunia seni rupa masih sangat berpusat di Jawa. Perlu ada kiblat baru seni rupa. ”Apakah Tubaba, saya belum mengetahuinya,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tubaba Umar Ahmad menuturkan, upaya menumbuhkan seni dan budaya Tubaba itu menjadi bentuk kesadaran bahwa daerah tersebut punya potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Dengan demikian, Tubaba ke depan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun asing.
”Dengan cara inilah kita ingin Tubaba menjadi daerah yang bergerak maju. Masyarakatnya berbudaya dan ujung-ujungnya lebih sejahtera,” ujar Umar. (*/c10/ari/rie)