Buktinya, kata Dodin, pada tahun 2014 tercatat 5.100 mahasiswa menerima beasiswa. Tahun 2015 sebanyak 6.132 mahasiswa menerima beasiswa. Sedangkan tahun 2016 masih berjalan. Ada tren kenaikan sekitar 1.200 setiap tahunnya. Dengan jumlah anggaran rata-rata Rp 50 miliar setahun yang diberikan untuk program ini.
’’Tahun 2017 ingin anggaran beasiswa sama dengan tahun ini,’’ ucap dia di ruang kerja.
Sekedar sampel, kata Dodin, dari data yang masuk, mahasiswa penerima beasiswa yang hafal lima juz Alquran jumlahnya hanya 10 dari 400 orang. Atau hanya empat persen. Dengan begitu, jumlahnya tidak banyak.
Urutannya di bawah kriteria kemampuan non-akademik lain. Sedangkan jumlah penerima beasiswa yang paling tinggi untuk syarat non akademik ditempati atlet. Di urutan kedua terbanyak penerima beasiswa dari kelompok pemuda pelopor di berbagai bidang. Dengan nilai beasiswa tahun lalu Rp 6 juta per mahasiswa per tahun untuk S1, S2 Rp 14 juta, dan S3 Rp 16 juta.
’’Namanya juga bantuan pendidikan. Tidak sepenuhnya dibiayai. Tapi kan sangat membantu. Memberi motovasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan mutunya,’’ papar dia.
Dia menambahkan, pemberian beasiswa sejalan dengan visi misi Jabar dan tujuan pendidikan nasional. Dalam pelaksanaanya tidak ada unsur diskriminatif. Terbukti penerima beasiswa dari yang bisa menghafal Alquran dalam jumlah juz tertentu, tidak banyak. ’’Jadi jangan khawatir. Asal IPK bagus, punya kemampuan lain yang sudah ditetapkan, pasti dapat beasiswa,’’ ungkap dia. (hen/rie)