Potensi Longsor-Banjir Bandang Makin Tinggi

Hingga kemarin (25/9), tercatat 33 orang korban tewas, 20 hilang, 35 orang luka-luka dan 6.361 orang mengungsi. Pendataan sementara terdapat 2.049 rumah rusak yang meliputi 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang dan 961 rumah rusak ringan. ”Kendala pencarian korban adalah luasnya wilayah yang terdampak banjir bandang,” kata Sutopo.

Potensi hujan lebat pada awal musim penghujan sebenarnya sudah diprediksi oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Musim penghujan tahun ini memang maju dari periodesasi musim yang normal. Biasanya, September hingga November jadi masa transisi atau pancaroba dari musim kemarau ke penghujan. Tapi, saat ini musim penghujan sudah dimulai.

”Awal kemarau juga maju di Juni sampai Juli. Itupun juga kemarau basah dan singkat waktunya,” ujar Kepala Bagian Humas BMKG Hary T. Djatmiko, kemarin (25/9). ”Seolah tahun ini tidak ada kemarau,” imbuh dia.

Tahun lalu juga ada anomali cuaca. Bedanya, tahun lalu musik kemaraunya kering sehingga musibah yang lebih sering muncul adalah kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan tahun ini karena basah, potensi banjir bandang dan tanah longsor lebih dominan. Selain itu hujan disertai angin kencang juda harus diwaspadai.

Hary menuturkan indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang salah satunya seharisebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Selain itu, pada pagi hari sekitar pukul 10.00 muncul awan cumulus berbentuk putih berlapis-lapis lantas berubah cepat jadi Cumulonimbus (Cb) atau awan gelap. ”Indikasi lainnya terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial menuturkan bahwa mereka sebenarnya sudah memprediksi longsor di kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peringatan tersebut telah dikirimkan pada awal September lalu. ”Banjarnegara juga termasuk wilayah yang sudah kami cantumkan dalam peringatan itu,” ujar Syahrial, kemarin (25/9).

Dalam peringatan yang dikirimkan oleh Badan Geologi itu potensi pergerakan tanah di Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara itu tergolong kategori sedang hingga tinggi. Tapi, tidak terancam banjir bandang. Potensi menengah dan tinggi itu berarti jika ada hujan lebat dan lama akan menyebabkan pergerakan tanah alias tanah longsor. ”Terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai dan tebing jalan,” kata Syahrial. (jun/bil/rie)

Tinggalkan Balasan