Pembuktian Lindswell, Triadi Fauzi Raih Emas Ke-7 di Renang

”Ini bukanlah nomor spesialisasi saya, awalnya iseng beruntung juga dapat emas,” terang Ressa. Kini Jatim di peringkat kedua perolehan medali cabor renang dengan 6 emas, 11 perak dan 11 perunggu.

Sementara itu, dari 12 Pengurus daerah (Pengda) Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), sembilan di antaranya menolak 2 kuda pacu bertiket Wildcard (tiket final) yang dikeluarkan PB PON XIX untuk Jawa Barat sebagai tuan rumah. Hal itu, dinilai mencederai sportivitas dan fairplay pertandingan.

Kesembilan Pengda Pordasi tersebut adalah Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta. Sedangkan Jawa Tengah, Jawa Barat dan DI Yogyakarta tetap menerima kebijakan PB PON XIX.

Ketua Umum Pordasi DKI Jakarta Alex Asmasoebrata mengatakan, pada saat sosialisasi Technical Hand Book (THB) pertengahan Juni 2016 pihaknya sempat menyampaikan bahwa wildcard sangat mencederai sportivitas. Sebab, Jabar sebagai tuan rumah meloloskan 2 ekor kuda untuk 5 nomor pacuan.

”Masa tiba-tiba masuk final itu tidak ada dalam cerita pertandingan nasional maupun internasional. Kalupun ada wildcard berlaku bagi tuan rumah saat pra kualifikasi kemudian mengikuti tahap selanjutnya,” katanya saat menggelar konferensi pers di Hotel Patra Jasa Dago, kemarin (19/9).

Alex memaparkan, protes tersebut dilayangkan pada aturan yang tertuang dalam THB Cabang olahraga berkuda pacuan khusus sistem pertandingan angka 8 huruf a yang berbunyi, tuan rumah mendapat dua wildcard yang artinya menempatkan 10 ekor kuda di final tanpa melalui babak penyisihan.

”Kami minta PB PON XIX/ 2016 dan Pihak Panpel cabor berkuda pacuan membatalkan wildcard sekarang juga,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala bidang Legalitas dan Advokasi Kontingen Provinsi Riau, Meidisone Dahlan. Menurut dia, bila wildcard tetap dipatuhi sebagai kebijakan PB PON, dirinya akan terus mengupayakan segala cara untuk menyelamatkan pertandingan yang sportif, jujur dan tidak memilih siapa tuan rumah dan siapa yang menjadi tamu.

”Tidak bisa begitu saja masuk final, kami datang ke sini tidak main-main menjunjung sportivitas. Kami tidak mau menginjak untuk kemenangan,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan