Cara itu adalah disebut dengan proxy war yang memiliki efek sangat berbahaya karena bisa mempengaruhi pemuda untuk bertindak di luar batas dan gampang terpengaruh dalam perbuatan negatif. Menurutnya, cara kerja proxy war dikendalikan langsung oleh orang yang memiliki maksud tertentu dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga pelakunya tidak akan terditeksi.
”Mereka itu mempengaruhi generasi muda melalui teknologi informasi, sehingga banyak pemuda yang nantinya terpengaruh oleh Narkoba, free sex dan sebagainya. Sehingga lambat laun kondisi negara akan lumpuh,” jelas Cucu.
Selain itu, pemahaman mengenai radikalisme, adanya mempertentangkan kesukuan harus dicegah. Sebab ini juga bukan tidak mungkin bagia dari proxy war.
Untuk mengantisipasi ini, sosialisasi harus lebih dimaksimalkan kembali melalu seminar-seminar, grup diskusi dan pemberian pemahan di sekolah-sekolah sehingga ancaman proxy war bisa diminimalisir.
”Panglima TNI juga saat ini sering memberikan pemahan di lingkungan kampus sebagai pembicara untuk mengantisipasi proxy war ini,” kata Cucu.
Dia menilai, ancaman proxy war ini terjadi akibat adanya perebutan sumber energi. Sehingga mereka menggunakan strategi penghacuran dengan cara non militer. Bila ini dibiarkan, akan timbul perpecahaan sesama putra bangsa, yang dimulai dengan nilai nasionalisme dan luturnya pemahaman Pancasila. ”Tujuannya, Indonesia agar menjadi negara lemah sehingga harus kita waspadai,” tutur dia. (adv/yan/fik)