bandungekspres.co.id, COBLONG – Pembuatan mobil listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) mandeg selama dua tahun sejak 2015 hingga sekarang. Hal ini karena pendanaan dari pemerintah terhenti. Asisten Peneliti Mobil Listrik ITB Umar Solahudin mengatakan, pihaknya masih terus berusaha mencari dana untuk menyelesaikan mobil listrik itu.
”Saat ini, ada empat tipe mobil yang sedang dikembangkan oleh ITB, di antaranya angkot, mobil pribadi, motor pengantar surat dan mobil pengangkut barang,” jelas Umar kepada Bandung Ekpsres di ITB kemarin (22/8).
Walaupun saat ini vakum, mobil listrik ITB sedang dalam pengajuan perbaikan. Targetnya, untuk bisa mendapat sertifikat jalan dari pemerintah. Lebih jauh lagi, agar bisa dikomersilkan secara massal.
Diakui olehnya, terkait harga mobil listrik, sedikit lebih mahal. Berkisar antara 10 sampai 15 persen dari mobil biasa. Akan tetapi, karena ada perkembangan teknologi nantinya setiap tahun akan bisa lebih murah 5 persen atau 3 persen.
Dia memprediksi pada tahun 2020 mobil listrik akan sama harganya dengan mobil konvesional. Dia mencontohkan penjualan handpohone yang terus dinamis. ”Di mana saat ini ponsel layar sentul bisa dinikmati oleh siapa saja,” ungkapnya.
Dalam pembuatan, lebih jauh lagi, pihaknya kesulitan berkoordinasi. Sebab, ada banyak orang dari disiplin ilmu yang bekerja. Terkait waktu, tidak fleksibel karena harus menyesuaikan dengan lainnya.
Untuk bahan-bahan, kata dia, hanya baterai saja yang masih dibeli dari luar negeri. Selebihkan bahan-bahan lain sudah mulai diproduksi dengan menggandeng industri di Kota Bandung. Diantaranya PT LEN dan PT PINDAD.
”Meskipun ada kampus yang mencoba mengembangkan dari awal tapi kita belum (bisa). karena yang berat untuk mobil listrik di dunia adalah baterai,” ungkapnya.
Dalam hal ini, pihak pemerintah perlu merangsang perkembangan. Salah satunya ada subsidi produksi dari pemerinrah sampai biaya subsidinya itu sudah kompetitif. Menurut dia, latarbelakang dengan membuat mobil listrik adalah kebutuhan bahan bakar fosil di tahun 2040 akan habis.
”Bahkan dengan mobil listrik ini mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat emisi gas rumah kaca CO dan NO²,” pungkasnya. (nit/fik)