Dari segi prestasi tahun 2016, kata Asep, disdik menerima sejumlah hasil terukur di hari jadi Jabar dan Hari Kemerdekaan RI tahun ini. Dari sisi akademik misalnya, hasil Ujian Nasional (UN) Jabar masuk tiga besar peringkat nasional. Indeks integritas sekolah masuk peringkat sepuluh besar sebagai provinsi yang jujur dalam penyelenggaraan UN. Dari mutu non akademik, Jabar menjadi juara umum Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) untuk semua jenjang, SD, SMP, SMA/SMK, SLB. Lalu, juara Motivasi Belajar Mandiri nasional semua kategori. Dalam lomba kompetensi siswa dan Olimpiade Sains Nasional (OSN), Jabar masuk peringkat empat besar nasional. Kemudian, Jabar memiliki guru terbanyak yang mendapat apresiasi guru berprestasi dan berdedikasi pada tahun 2015. Diharapkan di tahun 2016, yang pengumumannya di bulan Agustus bisa meraih hasil serupa. Di samping apresiasi dari Gubernur Jabar untuk guru inspiratif. Terakhir, Gubernur Jabar menerima penghargaan sebagai kepala daerah inovatif di bidang pendidikan.
’’Melihat prestasi ini, sekarang saatnya pendidikan Jabar bangkit riil, Jabar Kahiji menjawab tantangan lingkungan,’’ terang dia.
Menurut pria kelahiran 53 tahun lalu ini, pada akhirnya Disdik Jabar ingin mewujudkan SDM Jabar yang unggul, berakhlak kuat, tapi tidak radikal. Memiliki jiwa nasionalisme kuat tapi tidak ekstrem. Menguasai sains teknologi secara kaffah atau untuk menunjang kemandirian. Terlatih berjiwa entrepreneur atau ikut gerakan wirausaha, untuk menjadi pelaku-pelaku usaha. Dengan begitu, mutu SDM Jabar ke depan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif bukan sekedar komparatif. Artinya, tidak hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam melainkan mampu mengolah sumber daya itu dari hulu sampai ke hilir. Tidak ketinggalan, pendidikan kejuruan mendapat perhatian sebagai bagian persembahan yang puncaknya dalam bentuk ekspo pendidikan kejuruan Jabar.
’’Dan di situ pendidikan memberi peran penting. Ajang show-nya kejuruan bertemu dengan dunia usaha dan industri,’’ jelas dia.
Tantangan ke Depan Dunia Pendidikan Jabar
Perhatian pada akses atau keterjangkauan pendidikan dari masyarakat lagi-lagi menyita perhatian Disdik Jabar. Terutama berkenaan dengan kondisi geografi masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan terbaik. Tidak jarang daya dukung masyarakat untuk menyekolahkan anak terhambat karena kemampuan ekonomi dan budaya di sebuah daerah. Itu jumlahnya signifikan di beberapa daerah. Misal, ada masyarakat di sebuah daerah yang lebih baik menyuruh anak berkebun dari pada ke sekolah. Kemudian, lebih baik menyuruh anak menikah dini, bercerai lalu jadi TKW. ’’Itu hambatan hambatan ekonomi, bersanding dengan budaya. Menyikapi hal ini tentu sangat bergantung pada komitmen kepala daerah. Menciptakan sinergi produktif antara provinsi dan kabupaten kota untuk menyelesaikan masalahnya,’’ kata dia.