Jangan Kuasai Saham Persebaya Perseorangan

bandungekspres.co.id, SURABAYA – Di saat langkah Persebaya Surabaya untuk kembali berkompetisi sudah di depan mata. Bonek dan manajemen Persebaya Surabaya sebaiknya harus segera menyatukan visi. Jangan sampai larut dalam sengkarut kepemilikan saham.

Rencananya Bonek  akan berdemo ke kediaman dua pemilik saham Persibaya, Cholid Goromah dan Saleh Ismail. Akan tetapi, Saleh Ismail menegaskan kalau Bonek tidak berhak menuntut kepemilikan saham Persebaya.

”Seandainya yang minta itu klub internal ataupun pemerintah kota, secara gratis akan saya berikan,” ujar Saleh.

Presidium Bonek Andi ‘Peci’ mengatakan demo ini  bertujuan ,menuntut keduanya—Cholid dan Saleh masing-masing memegang 15 persen saham—mengembalikan seluruh saham ke klub internal.

”Kita telah berkoordinasi dengan dedengkot lain Bonek mengenai rencana tersebut,” ujar Andi kepada Jawa Pos (Induk Jawa Pos), kemarin (10/8).

Demo ini, kata dia, tidak bermaksud mengudeta kepemilikan Persebaya. Namun, mereka hanya ingin saham dapat dimiliki 100 persen oleh klub internal.

Menurut Andi, Bonek sebenarnya tidak mempermasalahkan jika saham dimiliki Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, Pemerintah Kota Surabaya adalah representasi warga Surabaya. Pihaknya ingin Persebaya dimiliki publik, bukan individu-individu tertentu.

”Kalau saham Persebaya dimiliki perorangan, itu artinya hanya untuk keuntungan pribadi,” katanya.

Tanggapan lain tentang rencana Bonek itu datang dari Ketua Koperasi Surya Abadi Mauritz Berenhard Pangkay, mengatakan koperasi yang membawahkan klub internal Persebaya dan memiliki 70 persen saham Persebaya.

”20 klub internal Persebaya justru tidak ingin memiliki saham Persebaya 100 persen,” ungkapnya.

Champ –sapaan akrab Mauritz Berenhard Pangkay– menyatakan karena itu, berdasar hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) Persebaya pada April lalu, Cholid Goromah maupun Saleh Ismail Mukadar masing-masing hanya tinggal mendapat jatah 15 persen.

”Sebenarnya Pak Cholid dan Pak Saleh tidak ingin lagi mendapat bagian jatah saham. Pak Cholid bahkan ingin mundur. Tapi, perwakilan dari klub internallah yang menahan beliau,” ujarnya.

Menurut Champ, sosok Cholid dan Saleh masih dibutuhkan klub internal Persebaya karena mereka memiliki banyak pengalaman dalam persepakbolaan Indonesia. Klub-klub internal, kata Champ, tidak ingin Cholid Goromah dan Saleh Ismail Mukadar pergi begitu saja meninggalkan tanggung jawab pada Persebaya yang belum resmi eksis kembali di persepakbolaan nasional.

Tinggalkan Balasan