Kebetulan, sebagai salah satu anggota forum MPU, Jawa Barat berhak memanfaatkan gedung ITIC di Kuta sebagai venue pameran. ”Gedung ITIC ini merupakan milik bersama 10 Pemprov anggota MPU, dan selama ini tidak pernah dimanfaatkan untuk kepentingan promosi wisata anggota MPU, karena itu kita lebih pilih untuk menggelar pameran di gedung ITIC,” urainya.
Selama ini, Netty menyebut, pengelolaan gedung ITIC terbilang mubazir. Sebab, hampir tak pernah dimanfaatkan sepuluh provinsi anggota forum MPU untuk kepentingan promosi daerahnya masing-masing.
Dari pameran hasil kerajinan dan industri kreatif selama ini tiga hari ini, lanjut Netty, pihaknya mengaku tidak mematok target muluk-muluk. Bahkan, dari pameran ini tim Dekranasda Jawa Barat mengaku hanya ingin menjajaki pasaran Bali untuk turut memasarkan produk-produk kerajinan Jawa Barat.
”Kita benar-benar mau uji pasar saja, mau lihat respon di sini terhadap promosi-promosi handicraft Jawa Barat,” tuturnya.
Apalagi tiga hari gelaran pameran handicraft ini mendapat respons positif dari pasar, sambung Netty, tentu akan menjadi salah satu rujukan evaluasi bagi sembilan provinsi anggota MPU lainnya untuk berlomba-lomba memanfaatkan nama besar Bali sebagai ajang promosi demi menggaet wisatawan asing yang masuk melalui Bali untuk juga singgah di daerah-daerah lain di tanah air.
”Jadi tujuan pameran ini tidak hanya untuk menjual produk kerajinan, tapi juga berupaya menggaet sebagian wisatawan asing yang datang ke Bali. Agar selain ke Bali, juga ada baiknya menyambangi daerah lainnya seperti Jawa Barat,” tandas Netty Heryawan. (yog/rie)