bandungekspres.co.id, JAKARTA – Pembatasan maksimal dua pemain untuk membela timnas direspons klub. General Manager Arema Cronus Ruddy Widodo mengatakan, awalnya klub-klub bersepakat merelakan sebanyak mungkin pemain untuk bergabung dengan timnas. Namun, setelah melewati banyak diskusi dan kajian, mayoritas klub bersepakat hanya membatasi dua pemain.
Menurut Ruddy, mereka meragukan kemampuan PSSI melindungi para pemain yang dipilih memperkuat timnas. Salah satu pertimbangannya, PSSI tidak lagi memiliki Badan Tim Nasional (BTN) yang bertanggung jawab mengelola timnas secara menyeluruh.
”Dengan kondisi PSSI saat ini, klub-klub tidak berani melepas pemain dalam jumlah banyak ke timnas. Kalau ada yang cedera, siapa yang bertanggung jawab? Wong struktural yang bertanggung jawab di PSSI saja tidak jelas,” kata pria asal Malang itu.
Pengalaman pahit itu dialami Arema. Mereka harus menanggung biaya perawatan Hamka Hamzah. ”Padahal, Hamka cedera karena membela timnas. Tetapi, tidak ada yang bertanggung jawab,” kata Ruddy.
Deputi Sekjen PSSI Bidang Timnas Sefdin Syaifudin membenarkan bahwa tidak ada lagi BTN. PSSI membubarkan BTN pada kongres tahunan Januari 2015. ”Jadi, tanggung jawab timnas saat ini langsung di bawah Sekjen PSSI,” kata mantan direktur BTN itu.
Di sisi lain, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan, yang bisa menyelesaikan kontroversi pembatasan pemain dari klub ke timnas hanya PSSI. ”Kepentingan timnas harus yang utama. Jadi, kami membutuhkan ketegasan PSSI. Mereka seharusnya tidak boleh diintervensi oleh operator,” katanya. (ben/c4/ca/rie)