Awalnya, untuk mengikuti kompetisi ini, timnya merasa ragu untuk berpartisipasi dalam kejuaraan yang digelar pertama kalinya. Pasalnya, mobil yang menghabiskan dana sekitar 50 juta itu mengalami kerusakan saat dilakukan test drive.
”Ketika test drive di UPI, saat melaju di tikungan mobil kami tiba-tiba terbalik, dan badan mobil terbelah menjadi tiga bagian,” jelaanya.
Dari kejadian itu, Dirinya menjadi pesimis untuk ikut lomba. Mereka dengan sabar membangun kembali kerangka mobil yang mengalami kerusakan. Akhirnya, berkat kerja sama tim yang solid, mobil bertenaga listrik bernama Turangga Chetta EV3tampil di ajang bergengsi itu.
Pihaknya juga berhasil juara menggungguli pesaingnya dari negara Perancis dan Amerika Serikat. Bagi mereka mengikuti ajang itu merupakan pengalaman yang berharga. Di luar arena balapan, mereka berbagi perkembangan teknologi dari negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
”Mereka sangat terbuka tentang teknologi di negara masing-masing. Ini bisa menjadi pembelajaran dan pengalaman yang langka dimana kami akan mengembangkan teknologi di tanah air suatu hari nanti,” pungkasnya. (nit/fik)