bandungekspres.co.id, SUKAJADI – Jawa Barat bakal memasuki kemarau basah hingga Agustus ini. Walaupun keadaan kemarau, tetapi memiliki curah hujan masih sedang, yaitu sekitar 150 -200 mm persepuluh hari (dasarian). Menurut Prakirawan Badan Klimatologi, Geofisika dan Meteorologi (BMKG) Bandung, Yuni Yulianti, tingginya curah hujan tersebut maka potensi banjir dan longsor masih dapat terjadi. Sehingga perlu ada pantauan akan keberadaan saluran air dan juga tanah.
”Daerah Jawa Barat termasuk Bandung masih dalam keadaan kemarau ,namun dengan hujan yang lebih tinggi dibanding pada umumnya,” kata Yuni kepada wartawan ditemui di kantornya kemarin (14/7).
Adanya La Nina menyebabkan hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Serta suhu hangat yang masih terjadi di permukaan perairan Indonesia bagian barat. Bahkan, untuk wilayah Indonesia bagian Barat, curah hujan yang cukup tinggi.
Yuni menerangkan, adanya La Nina juga kelembaban masih cukup tinggi. Dengan demikian, maka awan-awan mudah terbentuk sehingga membawa hujan ke daratan. Untuk itu, dirinya mengimbau untuk terus menjaga kondisi tubuh.
”Cuaca ekstrim di mana hujan dan siang dengan cepat berganti. Maka masyarakat harus mewaspadai dengan selalu membawa jas hujan atau payung,” katanya.
Selain itu, asupan multivitamin juga diperlukan agar daya tahan tubuh tetap terjaga. Serta menjaga kebersihan lingkungan harus diperhatikan agar tidak terjadi genangan air ataupun banjir.
Terutama bagi para wisatawan, kata dia, untuk berhati-hati terutama di pantai bagian selatan pulau Jawa. Di perkirakan ombak akan mencapai empat meter. Sehingga untuk wisatawan akan renang agar berhati-hati datangnya ombak yang tinggi.
Lebih lanjut lagi, bagi para nelayan yang akan menangkap ikan ke laut. Walaupun tidak setinggi pada bulan kemarin yang mencapai enam meter namun tetap harus hati- hati terutama ketika cuaca tidak mendukung.
”Para pelayan bisa berhati-hari untuk kondisi ini, walaupun ombak lebih rendah dari bulan Juni yang mencapai enam meter,” pungkasnya. (nit/fik)