”Sebenarnya Stadion GBLA dan Stadion Si Jalak Harupat itu ada kelebihan dan kendalanya juga. Bila GBLA di dalam stadionnya sangat mendukung untuk perhelatan tanpa harus memasang stage-stage untuk lighting dan kamera, namun di luar stadion untuk perhelatan pendukung kurang lapang dan harus dibenahi,” katanya.
Sebaliknya Stadion Si Jalak Harupat, untuk dalam stadion pihaknya kesulitan untuk menyiapkan stage karena posisinya lebih sempit, namun stadion itu memiliki arena luar stadion yang lapang dan memadai untuk pementasan pendukung.
”Kami akan menyiapkan pertunjungan dan pergelaran di luar arena stadion bagi masyarakat. Pergelaran pendukung di luar stadion diperlukan pasalnya tidak semuanya bisa masuk ke dalam stadion,” katanya.
Upacara Pembukaan PON XIX/2016 digadangkan menjadi pergelaran termegah sepanjang sejarah PON, dan kepindahan tempat upacara pembukaan ke Stadion GBLA artinya telah mengembalikan ‘skenario’ Jawa Barat dan Kota Bandung yang telah jauh-jauh hari mempersiapkan stadion itu untuk PON.
Stadion Gelora Bandung Lautan Api berlokasi di Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang berlokasi di bagian timur Kota Kembang. Stadion itu berada di pinggir Jalan Tol Purbaleunyi KM149. Saat ini Pemprov Jabar telah melakukan pembangunan interchange atau gerbang masuk ke kawasan stadion itu.
Sementara itu Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Jawa Barat Yudha M Saputra menyatakan penetapan Stadion GBLA menjadi tempat upacara pembukaan dan penutupan PON XIX/2016 Jabar itu menjawab teka-teki selama ini.
”Ya sudah pasti ke Stadion GBLA Kota Bandung, surat keputusan penggunaanya telah ditandatangani oleh Gubernur Jabar,” kata Yudha yang juga Ketua Bidang Pertandingan PB PON XIX/2016 Jabar dan Peparnas XV/2016 Jabar itu.
Ia menyebutkan, pemindahan itu setelah mendapat masukan dari berbagai pihak terkait, serta pertimbangan teknis serta Bareskrim Mabes Polri.
”Semuanya sudah lengkap, Pemprov Jabar telah melakukan rapat dengan Pemekot Bandung dan institusi terkait. Stadion itu juga telah digunakan untuk pertandingan Persib,” kata Yudha M. Saputra menambahkan.(rls/asp)