Stabilkan Harga, Benahi Tata Kelola

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Faktor penyebab kenaikan harga tidak hanya dipicu oleh minimnya stok atau pun ulah spekulan, nyatanya tata niaga dan kelola juga belum optimal. Salah satu contohnya miskoordinasi antarkementerian.

”Pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk membenahi tata niaga dan kelola. Ini untuk menciptakan stabilitas harga. Pemerintah pun harus bersinergi, baik antarkementerian,” tandas Ketua Komisi IV DPR RI Edi Prabowo usai Inspeksi Mendadak (Sidak) di Pasar Sederhana Bandung kemarin (20/6).

”Misalnya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, maupun stakeholder lainnya,” tambahnya.

Menurutnya, jika tercipta tata kelola yang optimal, tentunya, efeknya dirasakan seluruh kalangan. Petani atau peternak pun bisa meraup untung. ”Perantara pun raih untung tetapi tidak boleh besar keuntungannya. Begitu pula pedagang. Mereka (pedagang) meraih untung. Masyarakat pun mendapat efeknya, harga jual tidak mahal,” paparnya.

Edi mengatakan, upaya untuk membenahi tata niaga dan kelola sebenarnya dilakukan pemerintah melalui peningkatan peran dan fungsi Perum Bulog. Akan tetapi, ucapnya, fungsi serta peran Bulog masih terbatas. Bulog, seru Edi, baru menyerap 80 persen komoditi masyarakat. ”Itu pun masih kalah cepat oleh swasta yang menerapkan sistem ijon,” kata Edi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron sependapat dengan Edi Prabowo. Herman mengatakan, idealnya pemerintah lebih aktif dalam menangani masalah kebutuhan pokok masyarakat. ”Dalam sebuah kementerian, harus ada yang mengurusi pasca panen. Sejauh ini, lebih pada mengurusi budi daya,” tegas pria asal Cirebon ini.

Sementara itu, Perum Bulog pun mengklaim tidak tinggal diam dalam menghadapi gejolak harga. Di antaranya, bersama pemerintah, lembaga itu menggulirkan Operasi Pasar Murah (OPM).

”Komiditinya kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas), semisal beras, minyak goreng, daging sapi, tepung terigu, telur, dan gula pasir,” tandas Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jabar  Alip Affandi, pada sela-sela Inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Sederhana Bandung,  kemarin.

Diutarakan, untuk memenuhi kebutuhan, pihaknya menyiapkan komoditi-komoditi Kepokmas dalam jumlah besar. Sebagai contoh adalah gula pasir. ”Untuk gula pasir, selama OPM berlangsung, target kami menyiapkan 2 ribu ton,” urainya.

Tinggalkan Balasan