Selain itu, hal yang perlu dibenahi terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan. Saat ini banyak ditemui pembangunan infrastruktur yang molor dan tidak kunjung selesai. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bupati untuk mengevaluasi kinerja dari kepala SKPD tersebut. ’’Jangan sampai program untuk pembangunan infrastruktur ini jalan di tempat. Lihat saja banyak proyek yang tidak rampung bahkan hingga tahun ini masih banyak yang belum berjalan,’’ ujarnya.
Kendati masih banyak kekurangan, dirinya sebagai masyarakat Kabupaten Bandung Barat tetap bangga beberapa capaian yang telah diraih diusia ke-9 Kabupaten Bandung Barat ini. Seperti sudah berdirinya Perkantoran Pemkab Bandung Barat untuk pelayanan kepada masyarakat. Bahkan, lanjut dia, sebelum berdirinya Kabupaten Bandung Barat banyak yang menuding kalau wilayah pemekaran ini akan menjadi lahan korupsi legislatif dan eksekutif. Menurut dia, tudingan seperti itu sampai hari ini tidak terbukti. ’’Faktanya sampai hari ini baik anggota legislatif maupun eksekutif tidak ada yang berurusan dengan hukum apalagi masuk penjara,’’ terangnya.
Terkait dengan kinerja kepala SKPD, Bupati Bandung Barat Abubakar mengaku, terus melakukan evaluasi agar ke depan kinerja dari masing-masing SKPD bisa jauh lebih baik. Menurut Abubakar, di usia ke-9 ini perlu adanya peningkatan kinerja agar bisa dirasakan oleh masyarakat. ’’Terutama soal jalan rusak, biasanya banyak masyarakat yang langsung lapor ke saya. Jalan ini banyak dikeluhkan karena terasa langsung oleh masyarakat,’’ ungkapnya.
Abubakar menekankan, agar setiap kepala SKPD mampu mengelola persoalan pembiayaan, prasarana, serta personel (P3). Jika ini mampu dilakukan maka pelayanan kepada masyarakat akan jauh lebih baik. ’’Saya dorong terus kinerja kepala SKPD. Untuk rotasi, saya tidak memulai dari kepentingan individu, namun rotasi merupakan proses alamiah. Baik itu dari hasil kinerja yang kurang memuaskan maupun dari kekosongan lantaran pensiun,’’ pungkasnya. (drx/vil)