Ribuan Tabung Meledak, Pemilik Diduga Penimbun Gas

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Ribuan tabung gas epliji 12 kilogram meledak setelah pabrik plastik di Kampung Sukalilah RT 01/RW 06, Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, ludes diamuk sijago merah, kemarin (16/6) sekitar pukul 05.30. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Dugaan sementara, kebakaran bermula dari mesin penggilingan plastik yang berada di belakang pabrik. Setelah itu, terdengan suara ledakan yang menyerupai bom dan membuat api semakin membesar. Kerugian akibat kebakaran diprediksi hingga ratusan juta.

Para petugas pemadam kebakaran dari Kabupaten Bandung maupun bantuan Damkar Kota Bandung, sempat kesulitan memadamkan api karena banyaknya tabung gas elpiji meledak. Termasuk minimnya hindran air membuat proses pemadaman lebih lama. Petugas berhasil memadamkan api sekitar pukul 11.00.

Salah seorang warga yang rumahnya berseberangan dengan pabrik, Delis Adelis mengatakan, melihat kobaran api sekitar pukul 05.30. Beberapa tetangganya juga ikut melihat kea rah sumber api. Sebab sebelumnya terdengar ledakan dari arah pabrik.

”Saya kira anak-anak lagi pada main petasan. Tapi tiba-tiba api sudah besar dan warga yang rumahnya deket pabrik semuanya panik,” tutur Delis di lokasi kejadian, kemarin (16/6).

”Makin lama, suara ledakan makin kencang. Sebab, tabung gas lainnya ikut meledak,” tambahnya.

Menurut Delis, sejumlah warga sekitar berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Tapi, api malah semakin membesar. ”Mobil pemadam kebakaran baru tiba sekitar 30 menit sesudah kejadian,” ucapnya.

Dia mengatakan, pabrik tersebut baru pindah ke lokasi itu satu tahun lalu. Namun, pemilik pabrik hanya mencantumkan pabrik plastik saat mengurusi perizinan usaha kepada pihak RW setempat.

”Dulu saat saya masih jadi RW, pemilik pabrik izinnya untuk pabrik plastik. Tapi anehnya di dalamnya banyak tabung gas. Waktu itu saya mengizinkan, namun saya minta persyaratan supaya warga sekitar ada yang dipekerjakan dipabrik itu,” ucap mantan Ketua RW 06 itu.

Warga lainnya, Ahmad, 46, mengungkapkan, sebelum terjadi kebakaran warga di sekitar tidak ada yang diperbolehkan membeli gas di pabrik tersebut dengan berbagai alasan. ”Saya sempat curiga mungkin mereka menimbun,” kata Ahmad.

Tinggalkan Balasan