Camat Andir Ubah Wajah Saritem

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Setiap wilayah miliki karakter berbeda. Begitupun Kecamatan Andir dan Astana Anyar. Dua Kecamatan ini, di bawah komando camat masing-masing berupaya terus mendongkrak wilayahnya dengan inovasi.

Dalam waktu dekat, Kecamatan Andir akan menggelar Program Mural Art Festival 2016 atau Smart Fest 2016 di Jalan Saritem, Kelurahan Kebon Jeruk, pada 18-26 Juni mendatang

Camat Andir Nofidi H. Ekaputra menjelaskan, program tersebut bagian dari merubah image ’Saritem’. Konsep smart fest diharapkan menjadi pendorong wujudkan karakter lingkungan sebagai agen perubahan pembangunan wilayah dan karakter masyarakat.

”Sebagai agen perubahan wilayah dilakukan melalui penetapan kampung kreatif,” tukas Nofidi kemarin (16/6).

Di samping itu, sambung Nofidi, sebagai agen perubahan karakter, kegiatan Mural Kaligrafi itu diharapkan dapat membuat semacam bengkel lahir batin. ”Masyarakat dididik entrepreneurship-nya untuk memiliki kelebihan kemampuan. Integritas dan intelektual yang bersifat hologram tetapi nyata dalam kehidupan,” ujar Nofidi.

Inti dari kegiatan Mural Kaligrafi tersebut, lebih jauh untuk membuat Saritem berubah. ”Dengan menghadirkan kampung kreatif, secara psikologis akan membuat PSK tidak nyaman,” ucap Nofidi.

Selama ini PSK Saritem, terang dia, dalam kondisi internal nyaman saja sebagai penghuni kost di RW 09 Kelurahan Kebon Jeruk. 100 rumah dengan penghuni tidak kurang dari 100 PSK, sejatinya terjadi perputaran uang yang cukup besar.

”Meski belum dilakukkan penelitiaan tetapi kenyataannya memang ada,” kata Nofidi.

Sementara itu, Camat Astana Anyar Dadang Iriana menyatakan, yang menjadi unggulan wilayahnya ada pada pembangunan karakter. Melalui partisipasi masyarakat, meski tidak mudah, kawasan perdagangan kaki lima, tiap hari Kamis dan Jumat, dapat diwujudkan menjadi kawasan bebas PKL.

”PKL di Kecamatan Astana Anyar sekitar 2.853 orang. Mereka, menyebar, namun kita beri kelonggaran, nanti seminggu jelang Idul Fitri, mereka bebas berjualan,” ujar Dadang.

Di luar PKL, program yang sedang digalakkan Kecamatan Astana Anyar, tutur Dadang, yakni program Magrib Mengaji. Kegiatan itu, berdasarkan laporan para RT cukup efektif. ”Warga mematikan TV setiap jelang Magrib,” imbuh Dadang.

Terkait persoalan banjir di kawasan Pagarsih dan Karasak, diakuinya, sebagai dampak pembangunan yang sedang berjalan. ”Kami dapat memantaunya lewat CCTV yang di pasang di enam titik. Selain memantau pergerakan Kamtibmas atau rawan pelanggaran juga berguna pantau persoalan banjir di Pagarsih dan Karasak,” sebut Dadang.

Tinggalkan Balasan