Ratusan Perahu di Palabuhanratu Jadi ”Bangkai”

bandungekspres.co.id, PALABUHARATU – Ratusan perahu tradisional milik nelayan di Pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, banyak yang rusak akibat diterpa gelombang pasang. Mayoritas perahu tersebut berjenis congkreng, beleketek, payang, dan perahu tradisional lainnya.

David, 37, salah seorang nelayan, mengatakan hampir setiap tahun bangkai perahu yang disandarkan di dermaga terus bertambah.

”Saat ini juga, jika dihitung satu per satu jumlah bangkai perahu yang disandarkan di dermaga bisa mencapai ratusan unit,” kata David, kemarin (7/6).

Mulai terlihat menumpuknya bangkai perahu tradisional di dermaga ini sudah berlangsung sejak medio 2000 lalu. ”Mayoritas perahu rusak pada bagian bodi dan bawah perahu. Karena itu, perahu tidak bisa dimanfaatkan sama sekali,” ungkap David.

Kalaupun dipaksakan digunakan, kemungkinan bisa menyebabkan perahu tenggelam. ”Soalnya saat melaut airnya masuk ke dalam badan dan bawah bodi perahu. Sehingga bisa tiba-tiba tenggelam,” katanya.

Sebagian nelayan, kata David, dia belum bisa memperbaiki perahu yang rusak. Faktor utamanya masalah biaya perbaikan yang relatif sangat mahal. ”Satu unit perahu paling kecil membutuhkan biaya sekitar Rp 5 juta. Sedangkan maksimalnya hingga laik operasional kembali sebesar Rp 15 juta,” katanya.

Sebenarnya nelayan sudah berusaha mencari kucuran dana segar dari pihak perbankan untuk memperbaiki perahu rusak. Namun sayang sampai saat ini sama sekali belum ada uluran dari pihak manapun. ”Otomatis sampai saat ini perahu rusak tidak bisa diperbaiki. Akibatnya, mayoritas nelayan menjadi menganggur,” katanya.

Dia berharap ke depan pemerintah dapat membantu nelayan. Terlebih usaha mencari ikan di laut menjadi profesi sehari-hari nelayan setempat. ”Dengan begitu diharapkan secara bertahap nasib nelayan pun akan lebih membaik,” ungkapnya.

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Agus Mulyadi meminta, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi segera mengambil langkah untuk membantu para nelayan. ”Langkah awal yang mesti diidentfikasi adalah apa yang menyebabkan mereka menganggur. Kedua, penyebab rusaknya perahu, dan ketiga apa saja yang dibutuhkan nelayan di sana,” jelasnya.

Dengan begitu, kata dia, DKP bisa segera mencarikan jalan keluarnya untuk menangani masalah nelayan di sana. ”Kami berharap nelayan di sana pun bisa sejahtera,” harapnya. (udi/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan