Kasatreskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho menuturkan, untuk Reskrim Polresta Depok, memang ada dua seragam unofficial. Selain seragam TBC, ya seragam hitam putih tersebut. ”Malah seragam hitam putih itu sebenarnya dibuat jauh sebelum TBC. Walau yang paling ngetren memang TBC,” ujarnya.
Desain seragam itu memang hasil kreasi anggota-anggota reskrim sendiri. Namun, diupayakan desain tidak menghilangkan karakter aparat kepolisian. ”Makanya, terdapat lambang-lambang reskrim seperti Sidik Sakti Indera Waspada,” tuturnya.
Sementara itu, kreativitas mengaplikasikan seragam tak hanya dijumpai di Jawa. Di Polres Gowa, misalnya, sejumlah reserse setiap Kamis memakai polo berdesain TBC. Polo itu juga diklopkan dengan celana kargo berwarna terang.
Kasatreskrim Polres Gowa AKP Yunus Saputra mengatakan, pihaknya sebenarnya ingin memakai seragam kasual tersebut tiap hari, tapi takut melanggar aturan. Sebab, sesuai peraturan Kapolri (perkap), seragam untuk reskrim ialah kemeja putih, celana gelap, dan dasi. ”Kalau teman-teman sih nyamannya pakai polo tersebut,” ujar alumnus Akpol 2007 itu.
Menurut dia, polo dan celana kargo tidak hanya menampilkan kesan kasual serta membuat penampilan lebih keren. Pakaian tersebut juga lebih nyaman dikenakan, terutama saat berada di lapangan.
Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengapresiasi berbagai kreativitas jajaran Polri dalam mengemas seragam tidak resmi tersebut, yang justru membuat polisi makin populer. Boy menjelaskan, dengan makin populernya seragam TBC, masyarakat diharapkan bisa bersama-sama mencegah kejahatan. ”Jajaran satuan kerja Polri juga perlu diapresiasi karena ini makin menunjukkan sisi humanis polisi,” tegasnya. (nug/gun/idr/c11/agm/rie)