RSKGM Kota Bandung Masih Andalkan APBD

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Meski status Rumah Sakit Kesehatan Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), namun untuk menopang kelangsungan operasionalnya masih masih mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Padahal, status rumah sakit ini sudah terpisah dari Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Seperti dalam tahun anggaran 2016, Pemerintah Kota Bandung, melalui APBD masih mengucurkan anggaran tidak kurang dari Rp 18 miliar. Sumber dana APBD tersebut melengkapai pendapatan RSKGM dari statusnya sebagai  BLUD yang sudah menghasilkan pendapatan lain yang sah sekitar Rp 6 miliar.

”Kucuran APBD lebih banyak digunakan  untuk sarana dan prasarana serta akreditasi. Pokonya, APBD lebih banyak digunakan untuk belanja modal,” kata Direktur Utama RSKGM Kota Bandung drg. Rabaah Puspita Paramita kemarin (24/5).

Dia menjelaskan, terjadi perubahan drastis dalam operasional RSKGM. Hal itu, terpapar melalui pelayanan. Dalam sehari biasanya 90 pasien terdaftar, tetapi ada umumnya mereka yang datang adalah pasien BPJS. Perbandingannya dikisaran 40- 60.

”Yang menggunakan BPJS jumlahnya lebih besar. Sehingga, klaim BPJS-pun dalam sebulan hingga mencapai Rp 400 juta,” ujar Rabaah.

Diakui Rabaah, sejauh ini pihaknya dalam mengakomodir pasien belum menggunakan teknologi informasi. Sehingga, pendaftaran masih gunakan cara manual.

”Pendafran online akan jadi inovasi RSKGM, meski demikian cara manual yang dipakai masih representatif,” tukasnya.

Menyoal fasilitas yang dimiliki RSKGM, secara umum terang Rabaah, sudah tersedia secara layak. Adapun terkait keberadaan labolatorium klinik, meskipun sudah ada tetapi belum dioperasikan secara maksimal. ”Begitupula dengan ruang pemulasaraan jenajah. Secara aturan harus ada. Tetapi,  RSKGM, sahut Rabaah, belum memiliki. Kemungkinan kedepan akan jadi prioritas,” sebutnya.

Dalam menjalankan operasinya, RSKGM memiliki 37 dokter. Dengan 5 orang dokter spesialis konserpasi, gigi anak, orto, protodonti (satu dokter), dan bedah mulut.

Sebenarnya, melihat pasien yang datang jumlah itu belum ideal. Tapi, melalui pembagian waktu kerja dan pembatasan pendaftar, kinerja para dokter itu jadi lebih maksimal.

”Intinya RSKGM, sebagai BLUD terus berbenah. Diharapkan ke depannya akan semakin profesional,” pungkas Rabaah. (edy/fik)

Tinggalkan Balasan