Yang membedakan Barcelona dengan Bayern di tangan Guardiola ini adalah postur tubuh serta body charge. Rata-rata pemain Bayern punya postur menjulang ketimbang Barcelona yang liliput. Thomas Mueller jelas lebih tinggi ketimbang Lionel Messi.
Wilson memprediksi pertemuan Bayern versus Atletico akan sama dengan yang dilihat ketika laga Barcelona versus Rojiblancos, julukan Atletico, di perempat final lalu.
Bayern akan mendominasi bola sampai persentase di atas 60 persen. Kemudian pemain Atletico akan lebih banyak bermain tanpa bola. Kemudian para gelandang turun jauh membantu lini pertahanan.
Nah, strategi Barcelona yang kemudian diadaptasi Guardiola akan dengan sangat mudah dimentahkan oleh Simeone. Lihat saja bagaimana efektifnya gelandang Atletico membatasi celah antara gelandang Sergio Busquets dengan empat bek Barcelona.
Simeone yang merupakan kontra sepak bola menyerang ala Guardiola menyebut filosofi sepak bolanya sebagai gayanya. Bukan milik sang guru Marcelo Bielsa atau bukan meniru pelatih lainnya ketika bermain di tanah Italia seperti Sven Goran Eriksson.
Simeone berhasil mengejawantahkan sepak bola sesuai karakter permainan yang dibayangkannya saat masih bermain. Kejar bola kemanapun dan rebut secepatnya.
Simeone menjadikan para pemainnya tipe destroyer alias perusak. Usai mengacak-acak ritme lawan, maka lawan akan bisa ’dibunuh’ lewat serangan balik yang mematikan.
Menjumpai Bayern, maka Simeone akan mematikan para gelandang yang menjadi mata rantai lini pertahanan dengan penyerangan. Di Bayern, fungsi ini biasanya dijalankan Xabi Alonso, Thiago Alcantara, atau Philipp Lahm.
Gelandang Bayern Xabi Alonso tak memungkiri kalau lawannya di semifinal ini adalah batu. Atletico adalah karang kokoh yang sangat sukar buat dibongkar. Butuh kreatifitas dan ketelatenan buat membuat celah di lini pertahanan Atletico.
“Di bawah Simeone, Atletico sangat kuat dan solid plus mereka siap bertarung penuh dalam 90 menit. Kami tak gentar dan yakin selama kami bermain bagus, Atletico bukan masalah,” ujar mantan gelandang Real itu.
Di sisi lain, pada partai semifinal lainnya entrenador Real Zinedine Zidane berkata semifinal tak ada lagi lawan yang dianggap enteng. Bagaimanapun empat tim yang mencapai fase ini memiliki kekuatan yang sama kuatnya.