bandungekspres.co.id, KUTAWARINGIN –Hujan yang turun terus menerus membuat sejumlah jalan di kawasan berbukit, Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin longsor. Jalan desa yang rusak itu kini menambah deretan nama nama desa yang memiliki jalan dengan kualitas memperihatinkan. Namun demikian, jalan penghubung Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat itu terpaksa diperbaiki oleh masyarakat secara patungan (kolektif).
”Dari pada mengganggu ekonomi masyarakat, maka kami lebih baik bergotong royong sabilulungan memperbaiki jalan desa ini. Padahal jalan ini rusak berat dan longsor memperparah jalan ini sejak tahun 2014 silam. Kami akui jalan ini sudah lama tidak diperbaiki oleh Dinas Marga Kabupaten Bandung. Meski demikian kami mencoba melakukan upaya membereskan jalan yang longsor itu dengan cara dibiayai bersama oleh uang masyarakat, papatungan,” terang Kepala Desa Alo Sobirin kemarin (10/4).
Dikatakannya, longsor yang memutuskan hubungan dua kabupaten itu akan sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Bahkan gara gara jalan longsor itu berimbas pada minimnya penghasilan masyarakat. Pemerintah Desa Cilame, katanya, bahu membahu bersama warga sekitar memperbaiki jalan yang tergerus akibat bencana longsor.
”Kami juga menduga mengapa jalan itu dibiarkan rusak. Padahal kami juga sudah beberapa kali memberikan laporan rusakanya jalan itu. Ternyata hal tersebut akibat belum adanya kajian atau tinjauan ke lokasi dari Dinas PU Bina Marga yang terkait inflastruktur jalan,” tambah Alo.
Dia berharap pemerintah kabupaten melalui Dinas Bina Marga agar segera memperbaiki jalan yang menyambungkan antara Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung dan Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat itu.
Harapan ini terlontar dari seorang tokoh pemuda Dede Binaraga. Dia menilai upaya yang dilakukan oleh Desa Cilame sudahlah tepat. Meski demikian, dia mendorong agar Bina Marga segera melakukan kajian agar perbaikan jalan itu dilakukan.
”Kalau saya lihat jalan itu kan menjadi salah satu urat nadi ekonomi masyarakat di Kecamatan Cililin. Di mana masyarakat yang akan ke kota menjadi hasil taninya itu melalui jalan tersebut. Maka jelas ketika jalannya terhambat atau rusak maka penghasilan pun terputus pula. Kami yakin ada jalan keluar yang dilakukan pemerintah,” tegas Dede.