George Soros Biayai Proyek Panama Papers

 

bandungekspres.co.id, NEW YORK – Panama Papers membocorkan data penting dalam jumlah terbesar dan terbanyak di era modern ini. Dan, George Soros tampaknya punya peran penting. Pebisnis Amerika Serikat (AS) itu disebut-sebut mendukung dan mendanai pembocoran 11,5 juta dokumen penting tentang pengemplangan pajak tokoh-tokoh dunia tersebut.

#PanamaPapers Serangan terhadap (Presiden Vladimir) Putin adalah perbuatan OCCRP (Proyek Pelaporan Korupsi dan Kejahatan Terencana) yang menarget Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet dan didanai oleh USAID (Badan Pembangunan Internasional milik AS) dan Soros,” cuit WikiLeaks lewat akun Twitternya Rabu waktu setempat (6/4).

OCCRP merupakan salah satu badan antikorupsi AS yang terbentuk pada 2006. Setelah populer di Negeri Paman Sam, lembaga tersebut juga lantas tenar di Eropa. Khususnya, di kawasan Eropa Timur. Bersama pemerintah, menurut WikiLeaks, Soros memanfaatkan OCCRP untuk melucuti Rusia. Yakni, dengan menyebarluaskan praktik finansial kotor orang-orang penting di sekitar Putin.

Panama Papers kali pertama diungkap koran Jerman Süddeutsche Zeitung dan lantas disebarluaskan Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ). Konon, ICIJ memutuskan untuk merilis data-data rahasia itu setelah melakukan investigasi internal selama sekitar satu tahun. Data 2,6 terabytes dalam bentuk email, dokumen dan gambar itu banyak membongkar permainan finansial kroni Putin.

Padahal, dalam dokumen-dokumen itu Putin tidak disebutkan sebagai klien Mossack Fonseca Co., firma hukum Panama yang menjadi lakon utama skandal tersebut. Tapi, orang-orang dekat Putin tertulis sebagai klien yang memiliki perusahaan offshore atas prakarsa firma hukum yang sudah beroperasi 40 tahun itu. Dan, uang yang mereka ”amankan” mencapai USD 2 miliar (sekitar Rp 26,32 triliun).

ICIJ, kabarnya, mendapatkan sokongan dana dari Soros lewat Yayasan Sosial Terbuka (OSF) miliknya. Keterlibatan OSF itulah yang lantas membuat Kremlin bisa melihat arah tujuan munculnya Panama Papers pada masa persiapan pemilihan presiden (pilpres) Rusia kali ini. ”Soros berseteru dengan Putin terkait operasi OSF di Rusia. Terutama, menjelang pilpres 2018,” terang sumber Kremlin.

Rencananya, Putin bakal kembali mencalonkan diri dalam pilpres 2018 mendatang. Kremlin lantas menuding AS berusaha mencoreng citra pemimpin 63 tahun itu lewat para kroninya yang mempermainkan pajak. Media Rusia, bahkan, menganggap Panama Papers sebagai proyek balas dendam AS atas perlindungan yang diberikan Negeri Beruang Merah itu kepada Edward Snowden dan Julian Assange.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan