Pergeseran Tanah di di Kampung Dengkeung, BPBD Tunggu Kajian Geologi

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Barat masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi terkait dengan pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Dengkeung RT 01/RW 12, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, yang mengakibatkan enam rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan tiga rumah rusak ringan. ’’Kami masih menunggu hasil kajian dari Badan Geologi apakah nantinya memang tempat itu masih layak atau tidak. Jadi, kami akan melakukan langkah sesuai dengan rekomendasi dari Geologi tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Rony Rudyana, di Ngamprah, kemarin.

Kendati masih menunggu dari Badan Geologi, pihaknya terus mengupayakan untuk keselamatan warga di sekitar area tersebut. Bahkan, dirinya mengimbau kepada warga untuk tidak berada di dalam rumah manakala turun hujan deras. Intensitas hujan tinggi dikhawatirkan dapat memicu bertambah luasnya pergerakan tanah yang sudah melanda perkampungan tersebut.

Saat ini, tak jauh dari  lokasi bencana sudah didirikan dua tenda penampungan sementara. Untuk sementara warga masih bisa tinggal di rumahnya, hanya jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi harus mengungsi. Berdasarkan laporan dari Pemerintahan Desa Wangunsari bahwa 32 kepala keluarga (KK) sudah siap untuk direlokasi. ’’Memang kalau hujan deras warga diminta untuk keluar rumah. Karena khawatirnya pergerakan tanah akan semakin luas dan mengancam keselamatan warga,’’ ujarnya.

Dia menyebutkan, bencana pergerakan tanah di Kampung Dengkeung mengancam 57 KK atau 191 jiwa.  BPBD telah melaksanakan assesment dan monitoring di lokasi bencana sejak 31 Maret lalu dimana hasilnya  pergerakan tanah di sana berpotensi memicu terjadinya longsor.

Selain itu, rencananya Rabu (6/4)  bencana pergerakan tanah di Kampung Dengkeung akan dibahas di internal Pemkab Bandung Barat. ’’Hingga saat ini belum ditetapkan status tanggap darurat, dan belum merelokasi penduduk kampung  tersebut. Kami juga nanti akan membahas apakah memang perlu tidaknya dibuatkan rumah hunian sementara (huntara) atau rumah hunian tetap (huntap) bagi penduduk yang tinggal di lokasi bencana,’’ tandasnya.

Sementara itu, selain mendirikan tenda buat penampungan sementara warga, BPBD Kabupaten Bandung Barat juga menyalurkan bantuan berupa mie instan, air minum kemasan, sembako, tikar, dan lampu penerangan. Bantuan diangkut dengan menggunakan dua unit kendaraan bak terbuka milik BPBD. ’’Tentunya kami juga siapkan bantuan untuk keperluan warga sekitar yang rumahnya sudah rusak,’’ pungkasnya. (drx/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan