Smancis jadi SMA Pertama di Jabar Yang Menerapkan Boarding School

bandungekspres.co.id – Sekolah Menengah Atas Negeri Cisarua (SMAN Cisarua) atau populer disebut Smancis menjadi SMA pertama di Jawa Barat yang siap menyelenggarakan proses belajar-mengajar dalam model boarding school. Sebanyak 1.200 siswanya harus tinggal di asrama dan mengikuti berbagai kegiatan sekolah selama 24 jam, mulai tahun ajaran 2017/2018.

”Dengan sistem boarding school kita berharap, sekolah mampu menghasilkan generasi terbaik. Sebab, dengan sistem belajar-mengajar yang diadopsi dari pondok pesantren ini terbukti efektif membangun afeksi, di samping kognisi dan psikomotorik siswa,” kata Kepala SMA Negeri Cisarua Drs H. Lukam Hakim MM saat menerima kunjungan Wakil Bupati Bandung Barat Drs H Yayat T. Soemitra belum lama ini.

Sebagai Kepala Badan Narkotika Kabupaten Bandung Barat, Yayat Soemitra mengunjungi Smancis untuk melakukan sosialisasi anti narkoba. Dalam kesempatan itu, Kepala BNK Bandung Barat ini mengukuhkan Duta Anti Narkoba sebagai tanda bahwa Smancis memerangi barang haram tersebut. Sebab, dengan menghindari narkoba, diharapkan Smancis mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam mencetak sumber daya manusia terbaik.

Menurut Lukman, Sancis akan menjadi prototipe sekolah dengan menggunakan sistem berasrama. Jika sistem ini berhasil, Gubernur Jabar berkeinginan menjadikan boarding school diterapkan di SMA di seluruh Jawa Barat. Bagi Smancis, sistem boarding school bukan model baru. Sebab selama ini, Smancis memiliki sekitar 210 siswa penerima beasiswa dari Pemprov Jabar.

”Siswa penerima beasiswa dari Pemprov Jabar ini tinggal di asrama. Selain sekolah, mereka menerima treatment pendidikan yang khusus. Selain belajar sesuai mata pelajaran sekolah, mereka juga belajar berbagai keterampilan serta belajar agama. Banyak siswa yang hafal Alquran beberapa juz, bahkan ada yang hafal 30 juz,” kata Lukman.

Dia mengaku, bahwa siswa yang tinggal di asrama mendapatkan perlakukan istimewa. Misalnya, tidak setiap saat siswa boleh memegang telefon seluler. Hanya waktu tertentu saja mereka boleh memegang gadget. Dengan demikian, seluruh kesempatan digunakan siswa untuk belajar dan berlatih berbagai keterampilan.

”Maka jangan heran, siswa SMAN Cisarua mampu menenangi berbagai olimpiade ilmu pengetahuan, baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun di dalam negeri. Siswa pada umumnya memiliki kultur belajar yang sangat baik. Mereka memiliki inisiatif yang tinggi untuk mengegoalkan berbagai program yang mereka canangkan,” ujar Lukman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan