Laga Penuntas Kecewa Alves

Dani Alves pun tersenyum lebar. Bukan karena dia menyelamatkan Brasil dari petaka di Estadio Defensores del Chaco, Asunción. Kemarin WIB (30/3), Alves jadi hero dengan mencetak gol yang menyamakan kedudukan dengan tuan rumah Paraguay 2-2 (1-0) dalam laga keenam kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol.

Lebih dari itu. Menjebol gawang Justo Villar kemarin menjadi penuntas sembilan bulan kekecewaannya pasca perempat final Copa America 2015 lalu. Kala itu, Alves bisa membantu gol Robinho dengan assist-nya. Sayang, namanya tidak dimasukkan ke dalam daftar penendang penalti, dan Brasil pun tumbang.

Kemarin, Alves menjebol gawang Paraguay pada menit ke-90+2. Gol Alves itu menjadi gol comeback kedua Brasil setelah sebelumnya Ricardo Oliveira yang mampu mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-79. Dua gol itu membuyarkan mimpi Paraguay menekuk Brasil di Asuncion, seperti pada kualifikasi Piala Dunia 2010.

Dua gol Paraguay disumbangkan Dario Lezcano pada menit ke-40 lalu diakumulasikan Edgar Benitez sembilan menit kemudian. ’’Ini semangat tim. Seperti yang saya katakan pada teman-teman. Bukan hanya kualitas permainan yang kami inginkan, tetapi juga fighting spirit dan sikap yang bisa kami tunjukkan hari ini,’’ ujar bek kanan Barcelona tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Ya, Brasil yang bermain tanpa Neymar da Silva Santos Jr tetap bermain dominan di depan publik Paraguay. Dari sisi penguasaan bolanya, Selecao – julukan Brasil – dapat mendominasi 65 persen area serangan. Dominasi itu semakin lengkap dengan agresivitas serangan yang mencapai 17 tembakan.

Bandingkan dengan dua laga pertama kualifikasi Piala Dunia 2018 yang dijalani tanpa Neymar, kontra Cile (9/10) dan Venezuela (14/10). Dari dua laga itu, rata-rata anak buah Dunga tersebut mampu melakukan 59 persen penguasaan bola dan melancarkan 14 tembakan per game-nya.

Dilansir dari ESPN, Dunga menyebut pemainnyanya sudah menjalankan instruksi yang dia inginkan. ’’Usai lawan Uruguay (26/3), saya minta ke pemain supaya bermain dengan kemampuan teknis dengan bola lebih bagus, dan bermain lebih bertenaga lagi, meski itu tanpa bola,’’ tutur Dunga.

Dalam laga kemarin, Dunga tidak berani mengubah formasi seperti dalam sesi latihan di Teresopolis, Rio de Janeiro sebelum bertolak ke Asuncion. Bukan 4-1-4-1, atau 4-3-3 sebagai solusi Neymar dependencia atau bermain tanpa Neymar. ’’Apakah Anda ingin kami bermain indah? Tunggu saja lawan Ekuador (30/8),’’ janjinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan