DALAM era perjuangan senantiasa muncul sosok-sosok yang menunjukkan jiwa heroiknya. Begitu pula di balik perjuangan Bandung Lautan Api (BLA). Nama-nama seperti Mohammad Toha, Mohammad Ramdan dan lainnya, harus dari momen BLA.
”Pengorbanan mereka tak cukup hanya diabadikan dalam nama- nama jalan semata. Itu tidak cukup memadai,” kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung, Isa Subagja, kemarin (23/3).
Dia menjelaskan, penghargaan kepada jasa para pahlawan itu, akan miliki makna kalau kepahlawanan mereka menjiwai semangat kita sekarang ini. Sebab, mereka yang ditakdirkan menjadi memimpin, mewarisi sifat yang ditunjukkan para pejuang itu.
”Mungkin ada yang terlupakan. Cita-cita lain, tak sebatas berjuang Indonesia merdeka, tetapi harapan di balik itu masyarakat sejahterta,” tukas Isa.
Bagaimana pemimpin mewujudkan cita-cita dan harapan para pejuang itu? Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung ini, bukan hanya merdeka fisik. Tapi merdeka seutuhnya: lahir-batin (sejahtera).
”Tidak hanya menghargai kepahlawanan dari sisi seremonial, tapi juga menghargai dan mewujudkan cita-citanya. Indonesia sejahtera di tanah sendiri,” tandas Isa.
Bagaimana pemimpin agar bisa mewujudkan harapannya? Menurut dia, sejahtera lahir-batin dengan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Baik secara ekonomi, politik dan budaya. ”Semangat trisakti itu yang harus menjiwai penerus bangsa ini,” sebut Isa.
”Kalau kita dapat mewujudkan itu, sesungguhnya itu penghargaan hakiki. Jangan seperti kondisi saat ini, mengabadikan namanya saja paadu regeng (tarik ulur),” sindir Isa
Secara definitive, pahlawan merupakan seseorang yang berani berkorban membela kebenaran dengan semangat perjuangan yang tinggi demi kemaslahatan orang banyak. Bagi dia, sebagai bangsa yang merdeka atas perjuangan para pahlawan sudah sepatutnya menghargai jasa-jasa para pahlawan.
Ketika Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, nama-nama pejuang pendiri bangsa (founding father) disebut sebagai pahlawan kemerdekaan tersebar luas di pelosok negeri. Tapi, di era globalisasi dan teknologi serba canggih saat ini, jasa pahlawan kemerdekaan terkesan tidak melekat lagi dalam sanubari masyarakat yang mengklaim dirinya sebagai masyarakat modern.
Terkadang masyarakat lebih bangga terhadap tokoh-tokoh asing yang notabenenya tidak berjasa bagi kemerdekaan Indonesia.