Lalu, di pintu gerbang ini disediakan pembayaran sistem gate tol otomatis (GTO). Semua kartu bisa digunakan, termasuk program tap cash yang bekerja sama dengan Bank BNI.
Budi Pramono juga mengatakan, pembangunan masih berlanjut. Masih ada dua seksi yang mengalami kendala, yakni pembebasan lahan. Kendala itu disebabkan anggaran dari pemerintah sudah habis. ’’Saat ini sedang dibicarakan jalan keluarnya,’’ katanya.
Budi menjelaskan, ada dua alternatif yang bisa dilakukan. Pembebasan lahan menunggu alokasi anggaran tahun depan atau PT MNA menalangi pembayaran lahan tersebut. Apabila opsi kedua yang dipilih, Budi mengaku PT MNA sanggup melaksanannya. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 300 miliar.
Dia juga mengatakan, potensi pendapatan dari tol Sumo sangat besar. Rata-rata per hari bisa mencapai Rp 50 juta. Bahkan angka itu bisa naik berlipat-lipat apabila pembangunan seluruh seksi jalan tol ini tuntas.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf bersyukur infrastruktur penghubung Surabaya-Mojokerto mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dia juga mengatakan kunjungan wisatawan ke Jawa Timur semakin meningkat. Infrastruktur menjadi elemen penting untuk melayani masyarakat. ’’Jalan tol ini menjadi kebanggan tersendiri bagi pemerintah Jawa Timur,’’ ungkapnya.
Jalan tol Sumo Seksi 4 ini diyakini mampu mengurangi kemacetan di Balungbendo, Krian, dan Mojosaro. Persentase mencapai 30 persen. Jalan tersebut menghubungkan Wringinanom, Gresik, serta Krian, Sidoarjo.
Seusai meresmikan jalan tol tersebut, Jokowi melakukan pembayaran perdana menggunakan tap cash BNI di pintu tol tersebut. Dia menelusuri jalan tol hingga di kilometer 7 dari Mojokerto. Di lokasi tersebut, Jokowi bersama rombongan beranjak ke Madura menggunakan helikopter. (riq/vil)