Derita Korban Banjir, Dihuni Tiga Bulan Dalam Setahun

Endang dan Istrinya Terpaksa Ngontrak

Derita para korban banjir di wilayah kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah seperti tiada henti-hentinya. Datangnya musim penmghujan selalu menjadi momok menakutkan. Seperti yang dialami warga Kampung Jambatan RT 07 RW 10 Kelurahan Andir kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

Igun Ruchiyat, Baleendah

Dari puluhan kepala keluarga penghuni kampung itu terpaksa mengungsi dan ngontrak karena rumahnya penuh dengan lumpur dan air dengan kletinggian 50 sentimeter.

Entah apa yang ada dalam benak para penghuni kampung Jambatan RT 07 EW 10 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah.

Setiap kali musim hujan tiba maka rumahnya harus dikosongkan. Warga di kampung itu sepertinya sudah terbiasa menderita dan jadi korban banjir tahunan. Dengan penderitaan yang mereka alami itu rupanya harus ikhlas rumahnya tanpa penghuni.

Salah satunya Endang, 45, warga kampung tersebut. Pemilik rumah dengan luas sekitar 90 meter persegi itu seperti tidak pernah tinggal rumah. Padahal rumahnya itu tergolong luas dan megah. Tapi ketika hujan tiba rumahnya dipenuhi lumpur dan digenangi air hingga ketinggian 1,5 meter.

”Saya sih sudah terbiasa kali ya keluar dari kampung ini saat ada banjir. Makanya kami juga terpaksa ngontrak rumah di daerah yang tak jauh dari rumah ini, dengan harapan rumah ini tetap terpelihara dan masih bisa dikontrol ketika banjir tiba di kampung ini,” tutur Endang saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Dikatakannya banjir yang melanda itu tida hanya dialaminya seorang diri. Tapi juga dialami warga lainnya yang ada di kampung Jambatan. Menurut dia, sebanyak 15 bahkan 20 kepala keluarga (KK) terpaksa bareng-bareng meningglan rumah untuk mengungsi. Mereka hanya bisa pasrah ketika musim penghujan tiba.

”Mau apalagi memang begini kenyataannya. Rumah ini juga kalau ditinggali bikin nggak betah, jadi terpaksa kami mencari tempat yang lebih aman agar kami tetap beraktivitas seperti biasa,” tambahnya.

Sementara itu, Mohomad Amin tokoh Kelurahan Andir mengaku, selain bangunan rumah tinggal, bangunan lainnya yang sering tergenang adalah bangunan sekolah dasar. Siswanya kerap diliburkan kalau banjir datang. Tak jarang para orang tuanya terpaksa memindahkan sekolah anak-anaknya agar bisa sekolah dengan aman dan nyaman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan