bandungekspres.co.id – Guna peringati peristiwa sejarah heroik masyarakat Bandung di era perjuangan 70 tahun lalu, Pemerintah Kota Bandung akan menggelar bergabai kegiatan di Lapangan Tegalega Kota Bandung pada 24 Maret mendatang.
Rangkaian kegiatan untuk memeriahkan peringatan peristiwa sejarah itu, kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Bandung Tatang Muhtar, antara lain gladiresik peringatan Bandung Lautan Api (BLA) ke 70, Ziarah ke Pemakaman Pahlawan, pawai dan penyulutan obor BLA, dan penyiaran pidato Wali Kota Bandung.
Rangkaian kegiatan tersebut, sahut Tatang, menjadi keistimewaan Kota Bandung. Sebab, tidak semua kabupaten/kota memiliki hari-hari besar lokal yang secara rutin diperingati. ”Keistimewaan Kota Bandung, miliki peringatan yang tidak diperingati kabupaten/kota lain. Salah satunya peringatan BLA,” tukas mantan Camat Cibiru itu.
Peringatan BLA ke 70 mengusung tema ”Melalui peringatan peristiwa BLA ke-70, kita kobarkan semangat juang untuk membangun Bandung Smart City menuju Kota Juara yang unggul nyaman dan sejahtera.” Tatang menyatakan, khusus untuk peserta pawai obor berbeda dengan tahun lalu yang diikuti 5.000 pelajar tingkat SLTA se-Kota Bandung.
Untuk tahun ini, akan melibatkan siswa-siswi tingkat SMP, SMA, Karang Taruna dan beberapa komunitas dengan jumlah total sebanyak 7.000 peserta.
”Untuk jumlah peserta adanya peningkatan, karena permintaan keterlibatan pelajar lebih banyak,” jelas Tatang.
Sementara, untuk rute pawai obor, sambung Tatang, rencananya akan dimulai di Lapangan Tegelega- Jalan M Toha- BKR- M Ramdan- Karapitan- Asia Afrika- Cikapundung- Braga- Suniaraja- Viaduct- berahir di Balai Kota.
Menyoal konten pidato, Tatang mengatakan, dalam rekaman pidato wali kota dan penyiarannya nanti, akan diisi dengan spirit-spirit kejuangan dalam membangun Kota Bandung, dan perubahan-perubahan yang telah dilakukan.
Sedangkan terkait kerjasama Pemerintah Kota Bandung bersama Panitia Pelaksana BLA, menjadikan evaluasi kegiatan sebelumnya serta terus berupaya melengkapi hal-hal yang menjadi kekurangan pada penyelenggaraan BLA sebelumnya.
Selain itu, terang Tatang, acara-acara tambahan juga akan digelar di Balai Kota. Tak hanya itu, para peserta pawai pun akan mendapatkan penilaian dan akan diberikan penghargaan.
BLA ini merupakan event tahunan yang akan menjadi sarana kepariwisataan. ”Kita berkoordinasi dengan dinas dan instansi terkait pawai obor. Sehingga, kegiatan itu diharapkan akan menjadi salah satu item kepariwisataan, seperti halnya event lain di Bandung,” pungkas Tatang. (edy/fik)