Kekerasan Pada Anak, Pemerintah Harus Dominan

bandungekspres.co.id – Makin banyaknya kasus-kasus kekerasan seksual terjadi pada anak membuat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa bereaksi keras.

Dia menilai, semakin beragamnya kasus ini tidak lepas dari pengaruh dampak negatif dari semakin majunya teknologi Informasi, sehingga banyak masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terpengaruhi.

“Kekerasan yang terjadi bukan saja dilakukan secara fisik dan perundungan, namun sudah menjurus kepada kekerasan seksual sampai pada pembunuhan,” jelas Ledia, di Bandung, kemarin.

Selain itu, peran pemerintah dalam melakukan filterisasi juga belum maksimal padahal di Indonesia sudah memiliki UU Pornografi.

Pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika seharusnya bisa memantau dan melakukan kontrol karena bukan saja pada situs-situs porno yang sudah diblokir, tetapi sudah merebak melalui jaringan media sosial.

Ledia juga mengingatkan peran Kementerian Agama juga harus bisa sebagai selling control. Ledia berpendapat, ada beberapa faktor kenapa pornografi lemah akan pengawasan, yaitu kerja Kementerian Agama masih sangat lemah, Kominfo jalan sendiri, penerapan UU perlindungan anak tidak berfungsi, dan belum maksimalnya sosialisasi

Selain itu, aparat penegak hukum harus bisa melihat masalah ini dari kedua sisi baik terhadap korban maupun pelaku sehingga implementasi UU Perlindungan Anak dan UU Pornografi bisa maksimal. ‎

Selain itu untuk pencegahannya, peran pengawasan dalam orang tua dalam sebuah juga sebetulnya lebih penting, karena dengan pembinaan oleh orang tua diharapkan akan ada kedekatan secara emosional.

Kendati begitu, di Indonesia tidak sedikit anak-anak yang menjadi korban kekerasan dikarenakan kondisi keluarganya sudah tidak utuh lagi.

Dari beberapa kasus kondisi ini sering muncul dari anak yang keluarganya sudah tidak utuh lagi terlebih fungsi pengawasan dari keluarga juga tidak maksimal.

“Nah seharusnya peran pemerintah dan masyarakat harus bisa mengatahui ini dengan cara melakukan pembinaan dan pengawasan baik langsunbg maupun tidak langsung,” tutup Ledia (yan/vil)

Tinggalkan Balasan