Transaksi Jual Beli Tanah Kabupaten Bandung Barat Cukup Tinggi

bandungekspres.co.id – Pendapatan pajak dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Kabupaten Bandung Barat cukup tinggi. Terbukti, sepanjang tahun 2015 lalu, pajak BPHTB yang diperoleh mencapai Rp 71 miliar dari target Rp 65 miliar. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bandung Barat Sudibyo kepada wartawan di Ngamprah, kemarin.

Diungkapkannya, pendapatan yang diraih dari BPHTB tersebut menunjukan minat masyarakat yang cukup tinggi dalam transaksi jual beli tanah. Sehingga berdampak pada bertambahnya nilai pajak di Kabupaten Bandung Barat. ’’Tingginya minat jual beli tanah dan bangunan di KBB tak lepas dari kebutuhan masyarakat akan tanah dan perumahan,” paparnya.

Menurut dia, sebagai daerah penyangga ibu kota, Kabupaten Bandung Barat memang menjadi daerah strategis untuk pengembangan perumahan. Apalagi, Sudibyo mengungkapkan, saat ini pembangunan terus bermunculan di wilayah yang baru berusia 8 tahun ini. Di antaranya proyek pembangunan kereta cepat yang melintasi daerah ini. Dia menduga, proyek tersebut bakal mendongkrak jual beli tanah dan bangunan di daerah sekitarnya. ’’Proyek tersebut akan mendorong peningkatan nilai pajak dari transaksi jual beli tanah,” ungkapnya.

Diungkapkan Sudibyo, PAD Kabupaten Bandung Barat pada 2015 lalu mencapai 100 persen lebih dari target, yakni Rp 297 miliar dari target Rp 284 miliar. PAD tersebut juga meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 287 miliar.

Dia menyebutkan, PAD dari pajak restoran mencapai Rp 12,1 miliar dari target Rp 10,5 miliar, pajak hiburan Rp 1,9 miliar dari target Rp 1,7 miliar, pajak reklame Rp 1,7 miliar dari target Rp 1,4 miliar, dan pajak penerangan jalan Rp 45,6 miliar dari target Rp 45,2 miliar. ’’Kalau dilihat peningkatan pajak luar biasa. Rata-rata semuanya telah melebihi target,” katanya.

Terpisah, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bandung Barat Rakhmat Syafei mengungkapkan, pengembangan perumahan di wilayah Kabupaten Bandung Barat memang terus menggeliat, terutama di wilayah selatan, seperti Batujajar, Ngamprah, Cihampelas, dan sekitarnya. Konsep pengembangan perumahan yang banyak diminati yaitu berupa cluster dan kuldesak. ’’Sektor properti terus mendominasi investasi selama lima tahun terakhir. Hal itu mengacu pada angka kumulatif realisasi investasi dari 2008-2015 senilai Rp 14 triliun, di mana 50 persen di antaranya bergerak di bidang properti. Kita terus menargetkan setiap tahun nilai investasi terus bertambah,” pungkasnya. (drx/vil)

Tinggalkan Balasan