bandungekspres.co.id– Komandan Distrik Militer 0609 Bandung-Cimahi Letnan Kolonel (Kav) P. Leonardi Ginting, S.I.P mendorong agar Kampung Cireundeu bisa dijadikan sebagai daerah Agro Wisata. Ini untuk mendorong peranan dan ketahanan pangan di Kota Cimahi.
”Kondisi alam Cieundeu dengan kearifan budaya lokalnya sangat mendukung jika dijadikan sebagai pusat agro wisata dan pertanian. Makanya, kami mendorong kepada pemerintah daerah untuk hal itu,” ujar Ginting usai menghadiri Peringatan Sebelas Tahun Longsor TPA euwigjah, di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan, kemarin (21/2)
Menurutnya, jika Pemerintah Daerah bisa mengembangkan Kampung Cireundeu sebagai kawasan agro wisata dan ketahanan pangan, maka hal itu akan menjadi ikon Kota Cimahi. Sebab, alam Kampung Cireundeu sangat mendukung dengan keberadaan Kota Cimahi dengan kebaradaan bangunan Heritage yang bisa menjadi potensi yan bagus untuk keparwisataan. Termasuk mendongkrak ekonomi masyarakat di Kota Cimahi.
Dia berpandangan, masyarakat Indonesia atau pun di dunia mungkin tidak kenal dengan Leuwigajah. Tetapi saat terjadinya longsor TPA Leuwigajah sebelas tahun lalu, mata masyarakat dunia tertuju kepada Leuwigajah dengan citra kurang baik soal sampah.
”Kesan yang kurang baik ni harus dihapuskan dengan membuat sebuah konsen penataan lingkungan yang lebih baik lagi,” tegasnya.
”Ini akan memuncukan citra positif tentang Kota Cimahi, khususnya Leuwigajah,” tandasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Cimahi Dedi Kuswandi mengatakan, dalam melakukan perencanaan pembangunan pemerintah diminta untuk paham antara kultur adat dan budaya yang ada di masyarakat. Sehingga, pelaksanaan pembangunan yang dilakukan tidak bertabrakan dengan budaya setempa.
Menurut dia, Kampung Cirundeu yang luasnya sekitar 80 hektar ini merupakan salah satu bukti jika Kota Cimahi memiliki sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan.
”Tidak benar jika Cimahi tdak memiliki daya alam, Kampung Cireundeu buktinya. Tinggal bagaimana semua pihak untuk bersama-sama mengembangkanya sebagai sumber ekonomi dan budaya. Jangan sampai terjadi di Cimahi Utara yang awalnya sebagai darah hutan dan sumber resapan air berubah fungsi dan ditanami beton,” tegasnya. (bun/rie)