Franciscus Welirang tentang Perdagangan Bebas
Era pasar bebas tak bisa dielakkan. Namun, Indonesia tidak perlu takut. Ada banyak jalan untuk menguasai pasar global dengan produk dalam negeri.
—
KOMISARIS Utama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sekaligus Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang menuturkan, Indonesia tidak perlu khawatir bersaing dengan negara lain
Bahkan, pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) yang selama ini dipandang sebelah mata bisa menjadi potensi besar apabila diurus dengan baik. ”Mereka itu duta dan pasar potensial kita di negara lain,” ujarnya kemarin (16/2).
Menurut Franky, sapaan akrabnya, lewat TKI, Indonesia bisa memperluas cakupan promosi produk Indonesia dan pasarnya. ”Kalau mereka ada di berbagai negara, kita kirim produk apa saja pasti laku. Setidaknya TKI-TKI itu yang beli,” katanya.
Lama-kelamaan warga tuan rumah juga bakal ikut-ikutan mengonsumsi produk Indonesia. ”Ini promosi besar-besaran. Pengiriman TKI juga harus bawa produk Indonesia, bisa kerupuk, Indomie, atau makanan-makanan kecil lainnya. Kirim semua. Banjiri negara mereka dengan produk-produk asli Indonesia,” tegasnya.
Franky menambahkan, Indonesia tidak perlu khawatir menghadapi era pasar bebas. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut dia, Indonesia tidak boleh defensif. ”Kita harus menerapkan strategi offensif. Kalau menyerang, jangan setengah-setengah. Harus total. Kerahkan segala potensi,” tandasnya.
Soal gencarnya produk impor masuk ke Indonesia, Franky mengaku tidak khawatir. Sebab, banyak orang Indonesia yang loyal dengan produk asli dalam negeri. Misalnya yang terjadi di sektor pangan olahan. ”Lidah tidak bisa dibohongi. Ngapain makan makanan Thailand, Vietnam, kalau makanan Indonesia enak banget?” ucapnya.
Di sisi lain, Franky berharap pembangunan ekonomi tidak hanya berfokus pada proyek-proyek infrastruktur. Masalah pangan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan hidup masyarakat juga harus diperhatikan. ”Pemerintah boleh saja fokus pada pembangunan infrastruktur. Tapi, bukan berarti sektor pangan ditinggalkan,” tuturnya.
Franky mengakui, Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga memerlukan infrastruktur yang memadai. ”Ini harus jalan bareng antara pengembangan pangan dan infrastruktur. Sebab, untuk mengirim pangan ke seluruh pelosok negeri, perlu infrastruktur,” jelasnya.