”Ini hari kedua kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di rumah warga. Kalau Selasa setelah libur Imlek, genangan air masih bisa dibersihkan dan dibuang dari ruang kelas. Kalau sekarang sudah benar-benar tergenang,” ungkap Yana.
Yana menjelaskan, gedung sekolah tersebut selalu tergenang banjir setiap musim hujan. Sejak Oktober 2015, terhitung banjir yang merendam sekolahnya kali ini merupakan banjir ke-20.
”Kami sudah mengajukan renovasi sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, tetapi belum ada realisasi. Kalau jalan terendam tidak apa-apa, asalkan ruang kelasnya dipugar supaya tidak terendam. Kalau murid, semangat terus belajar,” jelasnya.
Menurut Yana, meskipun belajar di rumah warga dirasakan tidak nyaman karena seharusnya para murid bisa belajar di dalam ruang kelas. Tetapi, pihaknya wajib menggelar kegiatan belajar-mengajar walaupun dilaksanakan di tempat darurat.
”Ada 7 guru yang siap mengajar. Kegiatan belajar tetap dilaksanakan walaupun hanya 2 murid yang datang, karena banjir pun melanda rumah para murid yang tidak bisa masuk ke sekolah,” pungkasnya. (yul/rie)
