Sisipkan Batik Banten dan Unsur Tradisional

Dengan detail dia menceritakan, batik Banten memiliki ciri khas dan keunikan. Selain bercerita tentang sejarah, motifnya terinspirasi dari benda-benda peninggalan seperti gerabah dan nama-nama penembahan kerajaan Banten, antara lain Arya Mandalika dan Sabakingking.

Beberapa motif juga diadopsi dari benda-benda bersejarah. ”Selain itu, di tiap motif, ada warna abu-abu yang konon menjadi salah satu ciri khas Banten. Di hampir semua batik Banten, ada muatan filosofinya,” imbuhnya.

Batik asal Banten juga menjadi batik pertama yang memiliki hak paten di UNESCO. Dari observasi yang dilakukan berbulan-bulan itu, akhirnya Mule mantap untuk memuat unsur batik Banten dalam karya-karyanya.

Pemuda yang kini menempuh studi di Desain Komunikasi Visual Unikom Bandung itu juga memiliki ciri khas lain dalam karyanya. Yakni, tambahan ornamen tradisional dan unsur-unsur mandala dalam gambar. ”Mandala berasal dari bahasa Sanskerta. Arti harfiahnya lingkaran,” katanya.

Dia mengatakan, mandala ada pada konsep agama Hindu dan Buddha. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, konsep mandala sudah menjadi nama umum untuk berbagai perspektif. ”Jadi, saya senang dengan unsur lingkaran mandala itu. Saya terapkan juga pada karya saya,” katanya.

Selain diberi kehormatan dengan karya yang dijadikan sampul album, Mule mendapat hadiah berupa tunai USD 1.000. ”Uangnya cuma saya pakai 10 persen buat makan-makan sama teman-teman kos. Sisanya saya sedekahkan,” ujarnya.

Ke depan Mule ingin lebih mengembangkan diri dalam dunia desain. Dia juga ingin membuat sebuah agensi agar dirinya dan teman-temannya sesama desainer mudah berkomunikasi dengan klien serta lebih terorganisasi.

”Setelah menang kompetisi dan karya saya dijadikan cover album Lifehouse, sekarang saya lebih bersemangat. Saya juga ingin bisa lebih membawa nama daerah asal saya dalam tiap karya. Alhamdulillah kalau bisa berkesempatan mengukir prestasi lagi ke depan sebagai desainer,” kata dia. (*/c11/sof/rie)

Tinggalkan Balasan