Teliti Administrasi dan Teknis

bandungekspres.co.id– Kepastian apakah tim sepakbola Banten bakal tampil di ajang Pra PON XIX/2016 Jawa Barat memang masih tanda tanya. Meski demikian Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Banten terus melakukan langkah untuk memastikan cabor sepakbola mengikuti babak kualifikasi multi even olahraga empat tahunan tersebut.

Langkah yang dilakukan Asprov PSSI pimpinan Fahmi Hakim adalah melakukan koordinasi dan konsolidasi baik dengan KONI Banten, PB (panitia besar) PON XIX/2016 dan panitia pelaksana babak kualifikasi dalam hal ini Asprov Jawa Barat serta pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Langkah ini diambil karena dari Surat Keputusan (SK) KONI Pusat yang dilayangkan kepada KONI Banten tak tercantum syarat administrasi dan teknis pelaksanaan babak kualifikasi.

Untuk syarat administrasi, dikemukakan H. Babay Karnawi, Asisten Manajer Tim Pra PON Banten pihaknya perlu mengetahui syarat yang harus dipenuhi manajemen terkait pemain. ”Misalnya kami kan tidak tahu apakah batasan umurnya masih sama seperti Pra PON yang batal tahun 2015, lalu apakah juga masih boleh menggunakan pemain profesional atau tidak,” ujar pria yang akrab disapa Babay tersebut.

Sementara terkait syarat teknis pihaknya diungkap Babay belum mengetahui apakah tim yang dinyatakan lolos ke PON juga dinyatakan otomatis lolos ke PON oleh KONI Banten. Mengingat syarat yang ditetapkan KONI Banten buat tim yang diberangkatkan ke PON harus menempati posisi lima besar di ajang Pra PON.

”Di sepakbola ada enam grup, penilaiannya bagaimana? Ini belajar dari cabor futsal. Makanya kami akan koordinasi dulu dengan Satgas KONI Banten soal ini,” tutur Babay.

Koordinasi juga akan dilakukan dengan pihak Kemenpora, terkait masalah akomodasi dan penginapan yang dalam SK disebutkan ditanggung oleh kementerian pimpinan Imam Nahrowi itu. ”Sejauh mana arti kata ditanggung itu, kami perlu kejelasan. Kalau sudah jelas akan kita ketahui berapa kebutuhan dana untuk menggelar Pelatda,” ungkap Babay.

Hal tersebut dilakukan pihaknya agar pengalaman saat pelaksanaan Pra PON tahun 2015 tak terulang lagi. ”Beban biaya untuk Pra PON sudah besar, jangan lagi semakin besar karena kejadian tahun 2015 terulang lagi,” pungkasnya. (apw/jpnn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan